Yohanes 12 : 41 – Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia.
Yohanes mencatat di dalam kitab Injil bahwa Yesaya melihat kemuliaan dari Yesus, ini adalah pernyataan yang luar biasa karena Yesaya hidup 700 tahun sebelum Yesus lahir.
Tetapi saat kita membaca kitab Yesaya kita bisa melihat Yesus muncul berulang kali. Sebenarnya, Yesus muncul begitu sering dalam kitab Yesaya sehingga disebut Injil kelima bersama dengan Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Yesus adalah pahlawan di dalam Kitab Yesaya, ini masuk akal karena Dia adalah kunci dari keselamatan.
Apabila kita merangkum tema keseluruhan dari kitab Yesaya, itu akan menjadi seperti ini: Bagaimana Israel yang pemberontak bisa memenuhi panggilannya untuk menjadi Israel yang melayani, mewakili Tuhan kepada bangsa-bangsa dan bekerja sama dengan Dia untuk membawa keselamatan ke dunia? Yesaya adalah kitab tentang keselamatan. Arti nama dari Yesaya adalah ‘Yahweh menyelamatkan’ atau ‘Yahweh menang’. Kitab ini dimulai dengan menjelaskan pemberontakan Israel terhadap Tuhan. Israel harusnya menjadi hamba Allah dan mewakili Dia kepada dunia. Sebagai Hamba Allah, mereka seharusnya ‘shema’ atau mendengar dan taat kepada Allah. Israel harusnya menjadi saksi dan terang kepada bangsa-bangsa dan membawa Kerajaan Allah.
ini adalah mandat yang sama yang pada mulanya diberikan Allah kepada Adam dan Hawa. Namun seperti Adam dan Hawa, Israel memberontak terhadap Allah (perhatikan di kedua kitab Kejadian dan Yesaya dimulai dengan pemberontakan). Daripada menjadi terang kepada bangsa-bangsa, Israel menjadi sama dengan bangsa lain yang berjalan di dalam kesombongan, pemberontakan, kejahatan, dan penyembahan berhala. Hasil daripada itu, Israel juga menerima hukuman dari Allah. Daripada menjadi bagian dari solusi Allah untuk dunia ini, Israel malah bergabung dengan bangsa-bangsa lain yang menjadi masalah. Konsekuensinya, seperti Adam dan Hawa yang diusir dari Taman Eden, Israel diusir dari tanah perjanjian dan dibuang ke daerah yang menjadi simbol dari pemberontakan melawan Allah – Babilonia.
Kebanyakan Yesaya berbicara tentang teguran Allah dan penghakiman kepada Israel dan bangsa-bangsa atas kesombongan, pemberontakan, dan kegagalan untuk ‘shema’ kepada Tuhan. Tetapi di luar dari pemberontakan dan penghakiman, Yesaya juga berbicara tentang harapan, pemulihan, dan keselamatan. Seperti orang-orang dan bangsa-bangsa bertobat dan kembali kepada Tuhan, mereka bisa mengalami pembebasan. Tetapi ini berbeda dan lebih berkuasa dibandingkan dengan pembebasan dari kekuasaan jahat Firaun dan Mesir. Ini juga menjadi pembebasan dan kemenangan dari musuh yang sebenarnya yaitu setan, dosa, dan kematian. Musuh ini bukan hanya bekerja di dunia ini tetapi juga di setiap hati manusia. Kemenangan ini membawa hasil dari keselamatan yang membawa berkat, kesembuhan dan transformasi di dalam dunia ini. Yesaya berbicara tentang pemulihan yang berpuncak kepada surga baru dan bumi yang baru.
Tetapi bagaimana transformasi ini bisa terjadi? Bagaimana manusia bisa berdamai dengan Allah untuk melayani Dia? Bagaimana manusia dipulihkan kepada tanggung jawabnya mewakili Allah di dunia ini? Manusia membutuhkan transformasi di hatinya dari dalam keluar, mengatasi keinginan jahat yaitu kesombongan dan egois. Tetapi mustahil bagi manusia mengalahkan keinginan jahat dengan kekuatan sendiri. Mereka membutuhkan penyelamat.
Inilah di mana seorang pahlawan dari Yesaya datang – Yesus sang Mesias atau Raja Yeshua. Yesus diwakili oleh dua sosok yang terus-menerus muncul di dalam buku ini – yaitu Raya yang benar dan Hamba yang menderita. Dimana raja-raja dari Israel tidak sempurna dan gagal dalam membawa kebenaran dan keselamatan, Raja yang sempurna ini akan membawa Kerajaan Allah, mempertahankan keadilan, kebenaran, dan kesetiaan di dalam dunia. Dia akan mengalahkan musuh yang benar-benar yaitu setan, dosa, dan kematian yang menindas manusia didunia ini.
Tetapi musuh yang sama beroperasi di dunia ini bekerja di dalam hati manusia. Jadi, Yesaya juga berbicara tentang hamba yang akan datang dan menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka. Dia akan melakukan ini dengan kerendahan hati dan kehancuran, menolak kesombongan dan arogansi yang memperbudak manusia. Dimana Adam dan Israel gagal untuk ‘shema’ kepada Tuhan, hamba ini akan mendengarkan Tuhan dan hidup di dalam ketaatan yang sempurna kepada-Nya. Melalui penderitaan-Nya, Dia akan mengalahkan musuh, membawa kemenangan Allah dalam dunia ini, membebaskan para tawanan untuk dipulihkan untuk menyembah dan melayani Tuhan, membawa terang dan harapan di tengah kegelapan dan keputusasaan.
Kedua tokoh ini – Raya yang benar dan Hamba yang menderita – digabungkan di dalam Yesaya untuk menghasilkan konsep dari Raja yang melayani, gambar yang bisa mengagetkan 3000 tahun yang lalu sampai hari ini. Raja di dunia ini tidak akan merendahkan diri mereka untuk melayani dan menderita bagi orang-orangnya. Tetapi Yesus, Raja yang melayani, datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan memberikan Dirinya sebagai tebusan untuk banyak orang (Matius 20 : 28). Normalnya seorang raja akan membunuh pemberontak, tetapi Yesus, Raja yang melayani, memberikan hidup-Nya untuk pemberontak supaya mereka bisa ditebus dan hidup.
Yesus tidak hanya membayar harga dan menebus kita dari dosa, tetapi Dia juga memberikan kuasa kepada kita untuk menghidupi kehidupan yang berkemenangan di dunia ini. Itulah Yesus, melalui Roh Kudus, yang memberikan kekuatan kepada kita untuk berjalan di dalam panggilan kita sebagai anak laki-laki dan perempuan dari Allah di dunia ini. Dan itulah Yesus yang memberikan kekuatan kepada kita untuk berjalan di jejak kaki-Nya sebagai hamba-hamba Tuhan, melayani Tuhan di dalam kesetiaan, kekudusan dan ketaatan. Yesus adalah pahlawan dari kitab Yesaya! Dia adalah kunci untuk semuanya – keselamatan, kerajaan, transfomasi dari hamba yang pemberontak. Yesus adalah kunci untuk mengerti kitab Yesaya.
Jadi, saat kita membaca kitab Yesaya, mari kita mendengar tantangannya saat dia memanggil kita untuk bertobat dari kesombongan dan pemberontakan melawan Allah. Yesaya memanggil kita untuk kembali bukan hanya kepada Allah tetapi juga kepada wewenang dan tanggung jawab kita untuk mewakili Dia di dunia ini dan bekerja sama dengan Dia untuk membawa Kerajaan-Nya. Dia memanggil kita sekali lagi untuk menjadi hamba Allah, yang ‘shema’ atau mendengar dan taat kepada-Nya. Seperti Allah yang kudus untuk Israel, Yesaya memanggil kita untuk menjadi kudus juga. Mari menangkap hati-Nya Allah untuk membawa keselamatan kepada bangsa-bangsa. Biarkan diinspirasi oleh Raja yang benar dan Pelayan yang utama – Yesus – dan bagaimana Dia menyelamatkan dan memulihkan kita. Mari kuatkan diri kita walaupun seberapa gelap dan tidak ada harapan yang terjadi, ketahui bahwa Yesus, juru selamat, dapat memberikan harapan dan terang di dalam kegelapan.