Yesus memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengumpulkan para pengikut. Orang-orang ingin mengikutiNya. Yesus tidak membangun struktur kepemimpinan dan menyuruh orang untuk tunduk kepadaNya. Meskipun Dia adalah Mesias, Dia sepertinya menghindari penggunaan gelar selain Anak Manusia. Dia tidak memaksa orang untuk mengikuti-Nya. Dia tidak mengancam mereka. Dia tidak menyuap, membayar atau memberi penghargaan kepada mereka. Seringkali mengikuti Yesus datang dengan harga tertentu, namun orang-orang masih mengikutiNya. Mengapa?
Kunci dari kepemimpinan Yesus adalah pengaruh. Ketika kita mempunyai pengaruh, kita tidak membutuhkan ancaman, sogokan, gelar, aturan atau memaksa orang-orang untuk mengikuti. Pengaruh menginspirasi orang lain untuk mengikuti kita. Pengaruh adalah kunci untuk menjadi berbuah. Karena Kerajaan Allah didasarkan pada kasih dan bukan aturan atau kekuatan, kita perlu memahami kekuatan pengaruhnya.
Saya melakukan pelatihan dengan para pemimpin muda dan sering meminta mereka untuk memikirkan para pemimpin atau orang yang mereka jumpai dalam hidup mereka yang menginspirasi mereka. Orang yang telah mempengaruhi mereka. Orang yang ingin mereka ikuti. Melalui diskusi ini, kita telah mengumpulkan daftar berbagai kualitas berikut yang menginspirasi kita untuk mengikuti seseorang:
- Gairah untuk Tuhan – para pemimpin ini bergairah. Mereka tekun. Mereka jatuh cinta kepada Tuhan. Mereka tidak hanya berbicara mengenai Tuhan yang menjadi pusat kehidupan mereka, kehidupan mereka menunjukkan bahwa Yesus adalah pusat kehidupan mereka. Mereka tidak berfokus kepada agama, aturan-aturan dan aktivitas keagamaan. Mereka menunjukkan suatu kehidupan dan hubungan yang dinamis dengan Tuhan yang berdampak pada semua hubungan mereka sepanjang minggu.
- Integritas, karakter ilahi, kekudusan – mereka tidak berjalan dalam dosa. Mereka menunjukkan kesucian di depan publik dan hubungan pribadi. Mereka menunjukkan integritas dalam mengatasi keuangan, bagaimana mereka berhubungan dengan orang-orang yang berlainan jenis kelamin, dan bagaimana mereka mengatasi popularitas dan kekuasaan. Perzinahan bukan hanya dosa terhadap pasangan kita, itu juga dosa terhadap semua yang kita pimpin. Jika kita tidak setia dengan hubungan pernikahan kita, kita menunjukkan bahwa kita tidak bisa dipercaya dalam hubungan apapun. Ketika saya bertemu seseorang dengan integritas yang luar biasa, saya merasa saya bisa mempercayai mereka dengan uang saya, istri saya, anak-anak saya, kehidupan saya. Orang yang berjalan dalam integritas dan kekudusan juga akan mengurus segala sesuatu untuk melindungi mereka dari godaan.
- Setia, dapat dipercaya – seseorang dengan integritas yang luar biasa dapat dipercaya. Kepercayaan yang hancur adalah cara pasti untuk kehilangan pengaruh kita terhadap orang lain. Jangan melakukan hal yang akan mengorbankan kepercayaan. Jangan mencuri dari orang. Jangan berbohong kepada orang. Jangan mengingkari janji kita. Jujurlah. Ketika kita melihat seseorang tetap setia dalam hubungan mereka dan tanggung jawab mereka, di saat-saat indah dan masa-masa sulit, hal itu menginspirasi kita. Hal itu membantu kita untuk mempercayai mereka.
- Meminta pengampunan – para pemimpin tidak berjalan dalam dosa (1 Yoh 3:8-9), tetapi kita juga mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna (1 Yoh 1:8-9). Gambaran dari pemimpin rohani yang sempurna tidak alkitabiah. Sebagai manusia kita sesekali ’kehilangan sasaran’ (Arti bahasa Yunani dari ‘hamartia’ atau dosa). Ketika kita mendapat pewahyuan Allah yang progresif, kita mendapat pewahyuan yang lebih besar dari bidang-bidang yang berbeda dalam kehidupan kita yang ‘kehilangan sasaran’. Ini mengharuskan kita untuk mengubah pikiran kita atau untuk bertobat. Orang-orang terinspirasi ketika mereka melihat para pemimpin memiliki tanggung jawab atas kesalahan-kesalahan mereka daripada mengabaikannya atau menyalahkan mereka atas sesuatu atau orang lain. Para pemimpin ilahi akan merendahkan diri mereka dan meminta pengampunan ketika mereka menyakiti seseorang. Ketika orang lain melihat seorang pemimpin mengakui dosanya, bertobat dan meminta pengampunan, hal itu akan menginspirasi mereka untuk mengikuti. Meskipun mereka melihat bahwa pemimpin tersebut tidak sempurna, mereka melihat bahwa pemimpin tersebut bersedia untuk merendahkan dirinya, mengakuinya dan bertobat ketika mereka melakukan suatu kesalahan.
- Kerendahan hati – mereka asli, nyata. Mereka tidak palsu. Mereka tidak menyembunyikan kesalahan-kesalahan mereka tetapi jujur dengan diri mereka sebenarnya. Mereka tidak memakai topeng. Mereka bisa diajar dan terbuka untuk dikoreksi. Mereka selalu lapar untuk belajar. Mereka terbuka dan transparan. Mereka rendah hati. Mereka tidak berbangga dan memandang rendah orang lain. Mereka berhubungan sama dengan semua orang terlepas dari status, kekayaan atau kekuasaan mereka. Daripada menuntut orang lain untuk melayani mereka, mereka bersedia untuk melayani orang lain. Mereka tidak berjuang untuk status dan kekuasaan karena mereka aman dengan identitas mereka sebagai anak Tuhan. Mereka tidak terancam dan berusaha untuk membela posisi kepemimpinan mereka. Mereka memperlakukan orang lain secara berharga dan bernilai.
- Mereka aman dengan identitas mereka sebagai anak Tuhan – mereka tidak terancam oleh para pemimpin lainnya. Mereka tidak terancam oleh orang-orang yang lebih berbakat dari mereka. Mereka tidak cemburu atau iri hati terhadap orang lain. Mereka tidak menyerang orang lain untuk membuat diri mereka kelihatan lebih baik. Mereka tidak berusaha dan bersaing menentang orang lain. Mereka tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka lebih peduli dengan pendapat Tuhan tentang mereka daripada pendapat manusia. Mereka tidak terancam jika para pengikutnya melampaui mereka dalam hal pengaruh dan posisi. Kenyataannya, mereka senang jika para pengikutnya melampaui mereka dan menyemangati mereka. Mereka tidak digerakkan oleh sukses, kegagalan, pujian atau kritik dari manusia. Mereka hanya digerakkan oleh Tuhan. Mereka tidak merasa mereka perlu untuk menunjukkan atau memperoleh perkenanan Tuhan. Mereka memahami nilai dan kepentingan mereka yang tidak terbatas sebagai anak Tuhan dan meneguhkan nilai dan kepentingan yang tidak terbatas pada orang lain.
- Tidak munafik – Ketika kita mengatakan sesuatu tetapi melakukan hal lain, kita menunjukkan bahwa kita tidak dapat dipercaya. Kehidupan masyarakat kita dan kehidupan pribadi kita harus cocok. Kita harus mempraktekkan apa yang kita khotbahkan. Kepemimpinan ilahi bukan tentang pertunjukkan yang bagus dan terlihat rohani atau terlihat seperti orang Kristen yang luar biasa. Kita dipanggil untuk membangun Kerajaan, bukan menghibur orang. Kepemimpinan ilahi adalah tentang menginspirasi orang-orang bukan untuk tampil di pertunjukkan tetapi menjadi nyata di hadapan Tuhan dan di hadapan satu sama lain. Beberapa para pemimpin dapat terlihat seperti manusia yang mengagumkan pada hari Minggu pagi di atas panggung, tetapi tingkah laku mereka buruk dalam keluarga mereka. Tipe-tipe para pemimpin ini bahkan diungkapkan dan memiliki suatu pengaruh yang merusak sehubungan dengan Kerajaan Allah. Orang tidak mau mengikuti orang yang mereka kenal munafik.
- Bersukacita – mereka tidak negatif tetapi selalu mengkomunikasikan iman dan harapan. Mereka positif dan optimis. Negativitas mengisap kehidupan orang. Alkitab berulang kali berbicara bahwa kita dapat bersukacita dalam segala hal, hal itu tidak tergantung dengan keadaan kita. Orang yang bersukacita membawa kehidupan bagi setiap orang di sekitar mereka.
- Dengan sepenuh hati – Yosua dan Kaleb mempunyai roh yang berbeda dengan yang lainnya – mereka melayani Tuhan sepenuhnya atau dengan sepenuh hati (Bilangan 32:12). Apapun yang Tuhan minta kita lakukan, kita harus melakukannya dengan sepenuh hati. Berdoa dengan sepenuh hati. Bersaksi dengan sepenuh hati. Memberi dengan sepenuh hati. Melayani dengan sepenuh hati. Mencintai orang lain dengan sepenuh hati. Memajukan Kerajaan Allah dengan sepenuh hati. Dengan sepenuh hati menginspirasi orang lain untuk sepenuh hati juga. Ketika orang-orang melihat para pemimpin mereka tidak sepenuh hati, mereka juga tidak akan sepenuh hati.
- Memberi semangat – para pemimpin yang inspiratif mendorong orang lain. Mereka meneguhkan bakat-bakat, talenta-talenta, dan kemampuan-kemampuan yang mereka lihat pada orang lain dan membantu mereka untuk mengembangkan hal-hal ini. Mereka melihat kesalahan-kesalahan masa lalu dan melihat emas dalam kehidupan orang. Mereka membuat orang-orang merasa berharga dan berarti. Mereka percaya pada orang lain. Mereka memenangkan orang lain. Mereka membangun kapasitas pada orang lain.
- Sabar – mereka sabar terhadap kita dalam pertumbuhan dan perkembangan kita. Meskipun kita gagal dan mengecewakan mereka, mereka terus berinvestasi dalam kehidupan kita. Mereka terus berdoa untuk kita. Mereka tidak bereaksi dan meledak terhadap kita. Seringkali perubahan adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu. Kebanyakan terobosan, kesembuhan dan perubahan terjadi dalam kehidupan orang karena para pemimpin bersabar dengan mereka.
- Peduli, pribadi, mudah didekati – kita terinspirasi oleh para pemimpin yang penuh kasih dan peduli. Meskipun ada Amanat Agung yang harus dipenuhi, hal itu tidak bisa dilakukan dengan mengorbankan hubungan. Para pemimpin ini memiliki waktu untuk mendengarkan orang. Mereka menunjukkan bahwa mereka memperhatikan kita. Mereka peduli dengan kita. Mereka tertarik dengan kebutuhan dan perjuangan kita. Mereka bergembira dalam kemenangan dan kesuksesan kita. Mereka berdoa untuk kita. Mereka mudah didekati, kita merasa nyaman dengan mereka. Mereka tidak terburu-buru dengan kita. Mereka ramah.
- Damai – mereka tidak cepat atau mudah marah. Mereka mengendalikan emosi mereka. Mereka tenang. Ketika badai datang dan setiap orang stres, pemimpin itu tenang dan aman. Mereka menemukan rasa aman mereka dalam Tuhan dan mempercayaiNya. Mereka tidak menggunakan kemarahan untuk mengubah kehidupan orang. Mereka menunjukkan anugerah dan kemurahan hati.
- Ketekunan – kita terinspirasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak menyerah. Kita melihat mereka melalui kesulitan yang besar, penderitaan yang besar, dan memelihara komitmen mereka untuk mengikuti Tuhan. Kita melihat mereka tekun dalam pelayanan, dalam hubungan mereka, dalam perjuangan mereka. Ketika kita melihat pemimpin-pemimpin yang bersedia untuk menderita, hal ini mendorong kita untuk rela menderita juga. Ketekunan menunjukkan bahwa pemimpin tersebut tidak dalam posisinya untuk alasan yang egois – untuk kesuksesan dan kenyamanannya. Ketika kita melihat seorang pemimpin yang menghadapi tantangan yang besar, tekun, dan mengalami terobosan dan kemenangan setelahnya, hal itu mendorong kita untuk tekun dalam situasi kita. Ketekunan menginspirasi harapan, kesetiaan dan komitmen.
- Berkomitmen terhadap kebenaran – mereka akan berbicara kebenaran, bahkan ketika orang lain tidak mau mendengarnya. Kehidupan dan kata-kata mereka menunjukkan suatu komitmen terhadap kebenaran karena kebenaran membawa kehidupan. Ide-ide dan pandangan-pandangan mereka tidak berubah dari hari ke hari karena mereka telah membangun kehidupan dan pelayanan mereka pada kebenaran.
- Kebijakan – mereka memiliki pemahaman tentang Tuhan dan FirmanNya. Mereka selalu mempelajari FirmanNya dan menghabiskan waktu denganNya. Mereka membuktikan bahwa mereka takut akan Tuhan, dimana itu merupakan permulaan kebijakan (Amsal 9:10). Mereka berjalan dalam kebijakan, menetapkan batasan-batasan dalam kehidupan mereka untuk membuat mereka bertanggung jawab dan untuk menghindari godaan. Kebijakan membantu para pemimpin membuat keputusan-keputusan yang tepat dan memberi nasihat ilahi. Pemahaman Firman Tuhan membantu orang lain untuk merasa aman. Mereka memiliki suatu kemampuan untuk membuat Firman Tuhan dapat dimengerti oleh orang lain.
- Komitmen terhadap visi lebih besar daripada diri mereka sendiri – mereka memandang jauh ke depan dan membantu orang lain merasa senang dengan visi tersebut. Orang-orang ingin memberikan hidup mereka untuk sesuatu yang bernilai dan berarti. Jika kita hanya membangun kerajaan kita sendiri, itu akan sulit untuk membuat orang mengikuti. Tetapi jika kita fokus membangun Kerajaan Allah, itu akan menginspirasi orang. Para pemimpin ilahi menginspirasi orang lain untuk menjadi bagian dari sesuatu yang memiliki nilai kekekalan dan dampak kekekalan. Orang ingin menjadi bagian dari sesuatu yang akan terus berdampak dan memberkati orang bahkan setelah mereka meninggal. Orang ingin menjadi bagian dari sesuatu yang akan mengubah kehidupan, keluarga, komunitas dan bangsa bagi Kerajaan Allah.
Saya yakin masih ada lagi yang bisa kita tambahkan pada daftar ini, itu belum lengkap. Ini menarik jika kita melihat salah satu dari aspek-aspek ini yang menginspirasi kita untuk mengikuti seseorang, kebanyakan dari mereka adalah bukti dalam kehidupan Yesus (terpisah dari pertobatan dan meminta pengampunan!) Yesus mencontoh gairah untuk Tuhan, integritas, karakter yang ilahi, kekudusan, kesetiaan, kerendahan hati, pelayanan, sukacita, dengan sepenuh hati, kesabaran, kasih, peduli dengan orang lain, damai, ketekunan, komitmen pada kebenaran, kebijakan dan komitmen pada visi yang lebih besar – membawa Kerajaan Allah ke bumi. Jika kita mempelajari kehidupan dan pengajaran Yesus, kita akan mempelajari bagaimana memimpin orang seperti Dia memimpin orang.
Saat kita mencontoh gaya kepemimpinan Yesus, kita akan mengembangkan pengaruh kita dengan orang lain dan mereka akan terinspirasi untuk mengikuti kita. Mari kita terus menantang diri kita sendiri untuk mengembangkan kualitas-kualitas ini sehingga pengaruh kita akan berkembang dalam kehidupan orang dan kita bisa menginspirasi mereka untuk menjadi suatu bagian dalam memajukan Kerajaan Allah. Pengaruh membuat hal itu semakin mudah untuk memimpin orang lain dan akan menghasilkan buah yang lebih banyak. Semoga, ketika orang-orang melihat kehidupan kita sebagai para pemimpin, mereka akan berpikir “Saya ingin mengikuti orang itu,” daripada “Saya wajib mengikuti orang itu.” Juga, mari kita berkomitmen untuk tidak melakukan apapun yang akan beresiko kehilangan atau menghancurkan pengaruh kita dengan orang lain.