Kita sudah belajar kepentingan untuk melihat orang lain sebagaimana Tuhan melihatnya, untuk melihat emas atau potensi di dalam kehidupannya dan bekerjasama dengan Tuhan untuk memanggil tujuan hidupnya. Mari kita lihat contoh Gideon dari Hakim 6.
- Hakim-Hakim 6:11–16 – Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. 12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” 13 Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” 14Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!” 15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” 16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.”
Ceritanya dimulai dengan Gideon mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Ini tidak biasa, karena gandum biasanya ditumbuk di tempat pengirikan, atau di area terbuka yang luas. Sebuah tempat pemerasan anggur adalah sebuah lubang besar di tanah, seperti seukuran kolam ikan atau kolam renang kecil. Lantas kenapa Gideon ada di dalam lubang dan sedang mengirik gandum? Pada waktu itu orang Midian menindas orang Israel. Jika mereka menangkap orang Israel memanen atau mengirik gandum, mereka akan mengambilnya dan orang-orang tidak akan memiliki makanan. Jadi Gideon bersembunyi di dalam lubang dengan gandumnya karena dia takut orang Midian akan menemukan dan mengambil gandumnya.
Tiba-tiba malaikat Tuhan muncul. Nah, ini mungkin adalah benar-benar malaikat yang diutus oleh Tuhan, atau mungkin ini adalah manifestasi dari Tuhan sendiri, tapi bagaimanapun malaikat ini akan mengucapkan firman Tuhan atau pandangan Tuhan kepada Gideon. Inilah yang Tuhan lihat saat Dia melihat Gideon. Dia melihat potensinya. Dia melihat karunia yang telah Dia tempatkan di dalam Dia. Dia melihat panggilan Gideon. Malaikat Tuhan berdiri di dekat lubang itu, menatap Gideon, dan berkata, “Tuhan besertamu, hai pahlawan gagah perkasa!”
Ini sangat tidak biasa. Prajurit gagah berani? Jika ada di antara kita yang berdiri di sana, melihat ke dalam lubang itu, kita tidak akan melihat seorang pejuang yang gagah berani. Secara alami, kita akan melihat orang yang ketakutan, pria yang menyembunyikan dirinya, seorang pengecut. Mungkin kita bahkan mengucapkan kata-kata ini, “Gideon, kamu pengecut! Kamu seperti anak kecil yang ketakutan bersembunyi di lubang. Betapa menyedihkan.” Kita mungkin menyuarakan ketidaksenangan atau penghinaan kita kepadanya. Tapi ketika kita melakukan ini, kita memperkuat citra negatif dalam kehidupan mereka. Dan kata-kata negatif yang kita ucapkan juga bisa membuat mereka mempercayai citra negatif tentang diri mereka juga.
Kematian dan kehidupan berada dalam kekuatan lidah
Kita harus berhati-hati dalam kata-kata yang kita ucapkan. Kata-kata itu sangat kuat. Seperti yang dikatakan Alkitab;
- •”Hidup dan mati dikuasai lidah” – Amsal 18:21
Sama seperti Tuhan menggunakan firmanNya untuk menciptakan segala sesuatu (Kejadian 1, Mazmur 33:6, Ibrani 11:3), untuk menciptakan realitas yang baru, untuk menciptakan kemungkinan baru, kita juga dapat menggunakan kata-kata kita untuk mengungkapkan realitas baru. Namun, perbedaan antara kata-kata Tuhan dan kata-kata kita adalah bahwa kata-kata Tuhan selalu menciptakan hal-hal yang baik dan membawa kehidupan. Tapi kata-kata kita bisa membawa kehidupan atau bisa membawa kematian. Tuhan ingin kita menundukkan hidup kita kepada-Nya sehingga Dia dapat memakai hidup kita dan kata-kata kita untuk membawa kehidupan bagi orang lain, untuk membangun mereka. Musuh ingin kita menyerahkan hidup kita kepadanya sehingga dia bisa menggunakan kata-kata kita untuk mencuri, membunuh, dan menghancurkan yang lain.
Kita benar-benar harus berhati-hati dengan kata-kata negatif yang kita ucapkan karena dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dan menjauhkan mereka dari identitas mereka sebagai putra dan putri Allah. Kata-kata itu bisa menjadi seperti sebuah kutukan untuk hidup seseorang, yang akhirnya menjadi kenyataan masa depan seseorang. Mereka akhirnya memenuhi kata-kata negatif yang diucapkan sepanjang hidup mereka. Mereka pernah diberitahu saat mereka masih muda bahwa mereka bodoh, jadi mereka percaya bahwa mereka bodoh dan berpikir bahwa mereka tidak dapat mempelajari apapun. Kata-kata yang diucapkan oleh figur otoritas dan yang paling dekat dengan kita memiliki dampak paling besar – orang tua, pemimpin, saudara, anggota keluarga lainnya. Perkataan seperti: “Kamu idiot.” “Kamu tidak berguna.” “Adiknya yang paling cantik.” “Saudaranya yang paling cerdas.” “Kenapa kamu tidak bisa sama seperti sepupu kamu?” “Kamu Jelek.” ” Kamu lemah.” “Kamu tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik.” Kata-kata ini dapat mempengaruhi tujuan kehidupan seseorang. Jika dibiarkan dengan tidak menyelesaikannya, kata-kata negatif ini akan menghambat orang sepanjang hidup mereka.
Jika kita melihat ke dalam lubang dan melihat seorang pengecut, kita akan menghakimi Gideon berdasarkan apa yang bisa kita lihat secara alami, dari apa yang dapat kita lihat di luar. Kita akan membuat keputusan berdasarkan apa yang bisa kita lihat saat itu. Tuhan ingin kita melihat segala sesuatu sebagaimana Dia melihat mereka. Dia ingin kita melihat emas, karunia, talenta yang ada dalam kehidupan manusia dan memperkatakan hal ini dalam hidup mereka. Dia ingin kita melihat gambar Tuhan di dalamnya. Dia ingin kita melihat apa yang Tuhan tempatkan di dalamnya dan tidak memusatkan perhatian pada apa yang dapat kita lihat di luar. Tuhan juga ingin kita berfokus pada potensi dari panggilan Tuhan dalam hidup mereka, tidak hanya fokus di tempat mereka berada sekarang. Kita perlu mendapatkan perspektif Tuhan tentang kehidupan orang lain, yang berarti kita perlu melihat orang lain dengan mata iman.
Percayai pendapat Tuhan tentang hidup kita
Jadi Tuhan melihat gambar Tuhan di Gideon. Tuhan melihat karunia yang Dia berikan dalam hidupnya. Tuhan melihat panggilan yang Dia miliki dalam hidupnya. Tuhan melihat potensi yang ada dan memanggil tujuan hidup Gideon – “Kau adalah pejuang yang gagah berani. Ini adalah bagaimana saya telah menciptakanmu dari awal. Inilah panggilanmu.” Gideon sendiri tidak dapat melihat potensi ini dalam hidupnya. Dia bahkan bertanya kepada Tuhan dengan mengatakan bahwa dia paling kecil dari keluarganya yang dari suku yang terkecil. Gideon berkata kepada Tuhan, “Siapakah aku ini? Saya bukan apa-apa. Saya bukan siapa-siapa.” Bahkan Gideon melihat dirinya sendiri secara alami, tidak dapat melihat emas atau potensinya dan menilai dirinya sebagai bukan siapa-siapa.
Saya ingat dalam hidup saya merasa tidak berarti, tidak seperti siapa pun. Saya sama sekali tidak berpikir saya memiliki banyak kemampuan. Suatu hari, saya bertemu dengan pemimpin rohani saya yang sedang memuridkan saya dan dia menatap saya dan berkata, “Saya melihat bahwa kamu bisa menjadi pemimpin.” Saya terkejut. Saya tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya, dan tidak ada yang pernah mengatakan hal itu kepada saya sebelumnya. Tapi pemimpin saya melihat sesuatu dalam diri saya. Dia mengabaikan kotoran-kotoran dan melihat emas, karunia, talenta yang telah Tuhan taruh ke dalam hidupku dan dia memanggilnya keluar. Kata-katanya mempengaruhi saya sangat dalam. Sesuatu terbangun di hati saya. Kata-katanya membawa dorongan, inspirasi, harapan. Kata-katanya membawa kehidupan. Kata-katanya mempengaruhi tujuan hidup saya dan membantu saya masuk ke dalam panggilan Tuhan untuk saya. Sejak saat itu saya terus memimpin banyak orang di berbagai negara dan budaya.
Mungkin tidak semua orang dipanggil untuk menjadi pemimpin, tapi setiap orang memiliki panggilan, setiap orang memiliki potensi, setiap orang berharga. Kita perlu melihat diri kita seperti Tuhan melihat kita. Kita perlu mempercayai pendapat Tuhan tentang diri kita sendiri daripada pendapat kita sendiri tentang diri kita sendiri. Perspektif kita terbatas, tapi perspektif Tuhan itu sempurna. Jika Tuhan memanggil kita prajurit gagah berani, percaya dan yakini pendapat-Nya tentang kita. Bagi sebagian dari kita, kita merasa seperti kita bersembunyi di dalam lubang, tidak menyadari potensi kita atau panggilan yang Tuhan miliki dalam hidup kita. Kita perlu mendengar suara Tuhan yang hidup yang berbicara atas potensi hidup kita, karunia yang Dia berikan kepada kita, panggilan yang Dia miliki untuk kita. Kita sangat berharga. Kita sangat penting. Mintalah Tuhan untuk membantu kita melihat emas di dalam hidup kita dan jangan fokus pada kotoran.
Pelayanan Penguatan
Kita juga perlu merangkul pelayanan penguatan. Kata Yunani yang kadang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk pelayanan ini adalah ‘parakaleo’, artinya – mendorong, menginspirasi, membangun, menguatkan, menasihati, memanggil, menghibur, atau memberi semangat. Paulus menulis tentang pelayanan penguatan:
- Ibrani 3:13 – Tetapi nasihatilah (parakaleo) seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
- 1 Tesalonika 5:11 – Karena itu nasihatilah (parakaleo) seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
- Efesus 4:29 – Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
- Romans 14:19 – Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
Sama seperti Tuhan berdiri di dekat lubang dan berbicara atas Gideon, Tuhan ingin kita menemukan orang lain di dunia yang bersembunyi di lubang mereka. Lubang ketakutan. Lubang citra diri rendah. Lubang putus asa. Lubang rasa malu. Mungkin mereka terikat oleh kata-kata negatif yang telah diucapkan selama hidup mereka dan mereka sekarang percaya tentang hal itu dalam diri mereka. Roh Tuhan yang hidup di dalam hati kita ingin melayani orang lain melalui hidup kita. Marilah kita meminta Tuhan untuk membantu kita melihat orang lain sebagaimana Dia melihat mereka. Mintalah Tuhan untuk membantu kita melihat jauh kedalam melebihi tanah kotor itu dan melihat emas di dalam kehidupan mereka. Marilah kita meminta Tuhan untuk mengurapi kita untuk bekerjasama dengan Dia dalam melepaskan manusia ke dalam identitas mereka sebagai anak-anak Allah. Marilah kita meminta Tuhan untuk mengurapi kita dan mengisi bibir kita dengan firman kehidupanNya.
Ada banyak orang di sekitar kita yang tidak pernah terdorong dalam kehidupan mereka. Tidak sekalipun. Tidak pernah. Kita dapat memiliki hak istimewa untuk menjadi orang pertama yang mengucapkan kata-kata hidup dari Yesus kepada mereka, untuk berbicara tentang perspektif Allah atas kehidupan mereka. Sebagai pengikut Yesus, ini adalah pelayanan yang bisa kita lakukan. Kita tidak perlu menjadi terlalu terampil atau berkualifikasi untuk mendorong orang lain. Dan pelayanan ini tidak hanya untuk orang-orang yang dekat dengan kita. Ini bukan hanya untuk sesama orang percaya. Ini adalah pelayanan yang bisa kita lakukan untuk semua orang yang kita temui. Setiap hari kita bertemu dengan banyak orang yang tidak pernah diberi penguatan, yang perlu mendengar kata-kata kehidupan, yang bahkan tidak pernah menyadari karunia, bakat, kemampuan atau potensinya. Sewaktu kita mendorong dan memperkatan kehidupan pada mereka, kita juga akan membuka pintu untuk membagikan Injil.
Aplikasi
- Mari kita meminta Tuhan supaya perspektif-Nya dalam kehidupan kita. Mari belajar untuk setuju dengan pendapat Tuhan tentang diri kita sendiri daripada pendapat kita sendiri tentang diri kita sendiri.
- Mari berlatih pelayanan penguatan. Marilah kita meminta Tuhan untuk mengisi mulut kita dengan firman kehidupanNya. Kata-kata yang membangun orang lain, yang membawa harapan, itu membawa kesembuhan. Mari bekerjasama dengan Tuhan untuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan masyarakat yang akan melepaskan mereka ke dalam tujuan akhir hidup mereka.
- Jika kita melihat sesuatu yang baik pada seseorang, atau sesuatu yang seseorang pandai dalam bidangnya, sampaikan langsung kepada mereka. Seringkali kita diam tentang hal-hal baik yang kita lihat, tapi cepat berbicara tentang kekurangan mereka atau ketika mereka melakukan kesalahan.
- Mari bertobat dari perkataan negatif. Mari kita meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada kita jika kita menggunakan kata-kata yang merusak orang lain. Bagi banyak dari kita, kita mungkin buta terhadap beberapa kata yang kita katakan yang bisa menyakitkan dan merusak orang lain (yaitu saudarinya yang paling cantik, saudaranya yang paling cerdas). Sebagai orang tua, mari kita berhati-hati dengan kata-kata yang kita katakan pada anak-anak kita, bahwa kita akan mengucapkan kata-kata yang mendorong dan membangunnya dan tidak menyakiti mereka.