Sejak semula, Alkitab berkata kita telah diciptakan menurut gambarNya (Kejadian 1:26-27). Ini artinya kita memiliki nilai yang besar dan penting. Kita telah diciptakan berbeda dengan binatang, dengan kebutuhan yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Faktanya Tuhan memanggil manusia untuk berkuasa dan memelihara ciptaan untuk mewakili Dia (Kejadian 1:28). Kita dipanggil untuk mewakilkan Tuhan di hadapan ciptaanNya. Tuhan adalah Tuan dan kita adalah pelayanNya. Kita telah dipercayakan atas ciptaanNya, tetapi hal tersebut masih milik Tuhan dan kita harus mengelola dan memeliharanya untuk Tuhan. Sama seperti bulan yang memantulkan sinar matahari ke dunia, kita juga dipanggil untuk menunjukkan karakter Tuhan dan kehidupan untuk ciptaanNya.
Alkitab sering menjelaskan bahwa kita sebagai anak Tuhan dan itu penting untuk kita mengerti identitas kita sebagai anakNya. Sebagai anak tidak ada yang dapat kita lakukan yang dapat mengurangi atau menambahi kasihnya Bapa. Kita dikasihi dengan tanpa syarat. Identitas kita sebagai anak Tuhan adalah hal yang tidak seorangpun dapat sentuh atau ambil. Menjadi anak Tuhan adalah suatu hak istimewa yang besar, terhormat, dan berkat. Tetapi menjadi anggota keluarga dari keluarga manapun, itu adalah juga sebuah tanggung jawab. Sebagai anak Tuhan, kita dipanggil untuk mewakilkan Bapa kita dengan baik dan membawa kehendakNya dan kerinduanNya di bumi ini.
Musuh ingin menghancurkan gambarnya Tuhan
Musuh memiliki rencana untuk menghancurkan gambar Tuhan di dalam kita dan mencobai kita supaya kita mencoba menemukan identitas kita pada hal-hal yang lain. Kita bisa melihat ini melalui pemberontakan Adam dan Hawa. Karena mereka percaya terhadap kebohongan-kebohongan musuh, mereka mencoba menemukan identitas mereka diluar Tuhan. Ketika kita mencoba dan menemukan identitas kita pada hal-hal lain situ diluar Tuhan, artinya kita akan mencoba menemukan hidup pada hal-hal lain diluar Tuhan. Tetapi segala sesuatu adalah seperti sumur yang kosong yang tidak dapat memberikan kehidupan (Yeremia 2:13).
Gambarnya Tuhan dalam Adam dan Hawa telah dihancurkan oleh dosa, dan mereka tidak dapat menunjukkan karakternya Tuhan kepada ciptaan. Bahkan, mereka menyerang gambarnya Tuhan satu sama lain melalui penuduhan dan ketidakpercayaan. Tindakan yang paling merusak gambarnya Tuhan dalam manusia adalah pembuhuhan, yang dipicu oleh generasi berikutnya yaitu Kain (Kejadian 4:8). Dalam Perjanjian Baru, kebencian dijelaskan sebagai suatu serangan yang melawan gambarnya Tuhan. Yesus berkata itu sama seperti pembunuhan (Matius 5:21-22). Yohanes menyamakan kebencian dengan roh Kain (1 Yohanes 3:11-12). Sebagaimana gambarnya Tuhan dalam manusia dirusak dan dihancurkan, sebagai hasilnya seluruh ciptaan ikut menderita (Roma 8:18-21).
Musuh melakukan banyak hal untuk menyerang gambarnya Tuhan di dalam hidup kita. Dia akan mencobai kita untuk berdosa, membuat pilihan yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan untuk kita dan orang disekitar kita. Dosa menghancurkan hidup kita, merusak hati kita, dan meruntuhkan hubungan kita. Semakin kita terlibat dengan dosa, semakin itu menjadi kebiasaan buruk yang merusak hidup kita yang sulit untuk dihentikan. Kita terikat oleh rasa bersalah dan malu, tidak dapat berjalan dalam terang, hidup dan kebebasan. Kita tidak mampu berjalan dalam identitas kita sebagai anak-anak Tuhan dan untuk memancarkan gambarnya Tuhan. Kunci untuk mengatasi dosa adalah pertobatan – mengakuinya, menyerahkan kehidupan kita kepada Tuhan dan berbalik dari dosa itu. Ketika kita melakukan hal ini, Tuhan itu setia dan adil untuk mengampuni dan membasuh kita (1 Yohanes 1:9).
Musuh akan menggunakan luka-luka, serangan, ketidakadilan, kata-kata menyakitkan dan kekerasan dari orang lain untuk melawan kita untuk menyerang gambarnya Tuhan. Kita semua sudah pernah tersakiti dan dilukai orang lain. Untuk beberapa kerusakannya besar menyebabkan depresi dan masalah pada kesehatan mental. Hal itu mempengaruhi kemampuan kita dalam memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain. Untuk beberapa dari kita, kita berfokus pada rasa sakit, kemarahan, kebencian, balas dendam. Kita menghidupkan kembali luka lama secara berulang-ulang dan tidak dapat berjalan di dalam identitas kita sebagai anak-anaknya Tuhan dan memancarkan gambarnya Tuhan. Karunia yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk mengatasi rasa sakit dan ikatan ini adalah dengan pengampunan, untuk melepaskan hak kita untuk balas dendam dan menerima kesembuhan dari Tuhan dan pemulihan dalam hati kita.
Cara lain yang digunakan musuh untuk menyerang gambarnya Tuhan di dalam kita adalah dengan membuat kita percaya kebohongan-kebohongan tentang karakternya Tuhan. Dia melakukannya kepada Adam dan Hawa (Kejadian 3:1-5). “Apakah Tuhan benar-benar mengatakan itu? Kamu tidak akan mati! Tuhan menyembunyikan sesuatu yang baik darimu! Kamu akan menjadi sama seperti Tuhan!” Jika kita mendengarkan kebohongan-kebohongan dari musuh tentang karakter Tuhan, itu akan mempengaruhi cara pandang kita tentang Tuhan, cara kita mendekati Tuhan, dan bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan. A.W. Tozer berkata bahwa setiap dosa dapat ditelurusi berasal dari konsep yang salah tentang siapa Tuhan. Cara pandang kita kepada Tuhan mempengaruhi segalanya dalam hidup kita. Memiliki gambar Tuhan yang salah dalam hati kita mempengaruhi kemampuan kita untuk berjalan dalam identitas kita sebagai anak-anak Tuhan dan memancarkan gambarnya Tuhan. Kunci untuk mengatasi hal ini adalah dengan mempercayai Tuhan dan karakterNya yang dijelaskan di dalam Alkitab – Dia baik, Dia kudus, Dia dapat dipercaya, Dia kasih. Paulus berkata bahwa kita harus menawan segala gambaran yang salah tentang Tuhan yang telah kita percayai dalam hidup kita (2 Korintus 10:5).
Jadi musuh menyerang dan mencoba untuk menghancurkan citra Tuhan di dalam manusia dengan jalan menggoda kita untuk berbuat dosa, melalui luka dan ketidakadilan orang lain terhadap kita, atau dengan membuat kita percaya akan kebohongan tentang Tuhan. Kita bisa melihat banyak orang di dunia ini, hancur dalam identitas mereka dan tidak dapat mencerminkan citra Tuhan dalam kehidupan mereka. Beberapa menjadi keras hati, mampu melakukan kejahatan besar. Beberapa bahkan berperilaku seperti binatang, hidup menurut dorongan dan hawa nafsu mereka. Yang lainnya tidak dapat melihat diri mereka berharga atau berarti. Beberapa tidak mampu memberi atau menerima kasih. Dalam kasus ekstrim, kehancuran dalam hidup mereka bisa parah. Kita bisa melihat ini pada orang-orang yang kecanduan narkoba, atau pada orang-orang yang telah dilecehkan, atau pada orang-orang yang telah terlibat dalam amoralitas, atau pada orang-orang yang telah terlibat dalam kekerasan atau perang.
Tapi, terlepas dari kehancuran, rasa sakit, dan dosa mereka, citra Tuhan masih ada dalam kehidupan mereka. Hal itu bisa ditutupi oleh lapisan-lapisan dosa, rasa malu, amarah, sakit, tapi citra itu tetap ada. Tuhan telah memberi kita semua karunia, talenta-talenta dan kemampuan untuk digunakan untuk memuliakan Dia, dan karunia-karunia ini tidak pernah diambil dari kita (Roma 11:29). Seringkali orang paling sulit yang kita jumpai atau alami dalam hidup kita memiliki latar belakang rasa sakit dan kehancuran yang luar biasa. Sebagai orang percaya, Tuhan memanggil kita untuk melayani mereka, untuk bertekun bersama mereka, mencintai mereka dan bekerja untuk membantu mereka masuk ke dalam identitas mereka sebagai putra dan putri Allah dan untuk memulihkan citra Allah di dalamnya.
Adalah sifat alami manusia untuk menilai penampilan luar
Seringkali, kita melihat hal-hal di dalam atau di luar dan kita membuat penilaian atau penghakiman dengan sangat cepat tentang apa yang kita lihat. Tapi Tuhan memanggil kita untuk melihat segala sesuatu sebagaimana Dia melihat mereka. Dia tidak melihat penampilan luarnya, Dia melihat ke dalam hati. Kita bisa melihat ini pada Samuel, karena Tuhan menugaskannya untuk mengurapi raja Israel berikutnya dari antara anak-anak Isai. Ketika anak laki-laki sulung dibawa keluar, dia terlihat sangat mengesankan dan bahkan orang yang diurapi Allah berpikir, “Tentunya ini adalah raja Israel berikutnya.” Tetapi Tuhan mengoreksi Samuel dan berkata,
- 1 Samuel 16:7 – Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Orang mungkin terlihat sangat mengesankan di luar, tapi mungkin ada kekurangan dalam hatinya. Kita harus belajar melihat orang-orang sebagaimana Tuhan melihat mereka. Kita juga seharusnya tidak cepat menilai, seperti yang Alkitab katakan:
- Matius 7:1–5 – “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Sangat mudah menilai seseorang dari luar dengan apa yang kita lihat. Ini adalah sifat alami manusia dan kita sering melakukan ini. Bahkan ketika kita berjalan menyusuri jalan, berkendara di atas sepeda motor, berbelanja di pasar, kita melihat banyak orang yang tidak kita kenal tapi membuat penilaian di dalam pikiran kita seperti, “Orang itu terlihat seperti orang baik,” atau “Orang itu terlihat seperti orang jahat.” Atau kita berpikir, “Itu adalah orang yang ingin saya dekati,” atau “Itu adalah orang yang ingin saya hindari.” Dan kita membuat penilaian ini tanpa mengetahui apapun tentang orang itu.
Setiap orang diciptakan menurut gambar Allah. Citra itu mungkin dirusak oleh dosa atau rasa sakit, tapi citra itu tetap ada. Kita bisa menyamakan pemuridan seperti penambangan emas. Setiap orang memiliki citra Tuhan ini dalam kehidupan mereka, atau emas ini dalam hidup mereka, tapi mungkin ditutupi oleh banyak kotoran. Terkadang dalam pemuridan dan membantu orang lain, kita perlu membersihkan banyak kotoran untuk sampai ke emas itu. Tapi Tuhan ingin kita melihat emas di kehidupan orang lain dan untuk memanggilnya keluar, tidak fokus pada kotoran dalam hidup mereka dan menghakimi mereka.
Aplikasi
- Kita tidak dipanggil untuk fokus pada kotoran dalam hidup kita, tapi kita perlu mengatasinya. Jika ditahan oleh dosa, maka biarlah kita bertobat dan menerima kuasa pembersihanNya, mematahkan ikatan rasa bersalah dan rasa malu. Jika kita bergumul dengan luka masa lalu, maka mari kita menerima penyembuhan Tuhan dengan melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakiti kita. Jika kita percaya akan kebohongan tentang siapa Tuhan itu, maka biarlah kita bertobat dari ini dan nyatakan dan percaya kebenaran tentang siapa Tuhan itu, bahwa Dia itu baik, kudus, adil, penuh kasih, setia, dll.
- Mari meminta Tuhan untuk memberi kita perspektifNya tentang orang lain. Jangan cepat menilai apa yang bisa kita lihat secara kasat mata. Marilah kita meminta Tuhan untuk memberi kita pandangan iman, untuk melihat emas, talenta, panggilan dan potensi yang telah dirancangkan untuk mereka, dan untuk memperkatakannya.