1 Yohanes ‘Agape’ – Kasih yang tidak berasal dari dunia ini

Pelajaran tentang kata ‘agape’ dalam 1 Yohanes

Bersiaplah untuk dilimpahi oleh kasih, karena Yohanes akan berbicara banyak tentang itu. Kasih adalah konsep pusat dalam surat Perjanjian Baru yang pendek ini. Tidak ada dalam surat Perjanjian Baru bahkan banyak kali Yohanes menggunakan bahasa Yunani untuk kasih (Agape). Yohanes menggunakan kata ‘agapao’ (kata kerja untuk kasih 28x), ‘agape’ (kata benda kasih 18x), dan ‘agapetos’ (yang terkasih 6x) total 52 kali dalam surat yang pendek. PB yang berikutnya yang menggunakan kata-kata ini yang paling banyak adalah buku injil Yohanes sebanyak 44x. Tetapi perlu diingat 1 Yohanes hanya 5 pasal panjangnya, sedangkan buku injil Yohanes adalah 21 pasal panjangnya. Secara rata-rata, 1 yohanes menggunakan kata ini 10 kali dalam setiap pasal.

Jadi untuk mengerti 1 Yohanes, kita akan perlu untuk mengerti kasih. Apakah kasih ‘agape’ itu? Orang Yunani menggunakan beberapa kata berbeda untuk menjelaskan kasih. Pertama adalah ‘eros’ berarti secara seksual atau kasih romantik. Ini adalah biasanya jenis kasih yang kita lihat tergambarkan melalui film atau Hollywood. Ini sangat berhubungan dengan perasaan, emosi dan konsep ini adalah ‘jatuh cinta’, yang berarti bahwa orang dapat saja dengan mudah keluar dari cinta. Yang lain adalah ‘storgeo’ yang berarti pengabdian kepada keluarga. Yang ketiga adalah ‘Phileo’ yang berarti persahabatan.

Tetapi ‘agape’ berbeda dari semua ini. ‘Eros’, ‘storgeo’ and ‘phileo’ adalah bentuk-bentuk kasih yang biasanya diekspresikan oleh manusia berdosa. Kasih ‘agape’ tidak, itu tidak muncul secara alami. Kasih ‘agape’ adalah tidak layak, kamu tidak bisa mendapatkan itu. ‘Agape’ adalah jenis kasih yang dilakukan atas kehendak, bukan kasih yang dikemudikan oleh emosi kita. Bagaimanapun yang kita rasa, dan bagaimanapun keadaan kita, Alkitab menantang kita untuk mempraktekan kasih ‘agape’ kepada orang lain. Kasih ‘agape’ adalah kasih yang berkorban yang memberikan hidup kita kepada orang lain. Itu adalah kasih yang mencari yang terbaik bagi orang lain, bahkan mengorbankan diri kita sendiri. Itu didemonstrasikan dalam menunjukan kebaikan kepada orang asing dan memberikan keramahtamahan. Kasih ‘agape’ adalah berketetapan hati, komitmen untuk teguh dan tidak menyerah bagaimanapun keadaannya. Bahkan ketika keadaan berubah, komitmen dari kasih ‘agape’ tidak berubah.  Jenis kasih ini tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri atau apa yang bisa didapat dari hubungan itu, tetapi hanya memperhatikan bagaimana dapat memberi.

Mengerti kasih ‘agape Tuhan terhadap kita

Kasih ini bukanlah kasih dari dunia ini. Itu bukanlah kasih manusia. Itu kesemuanya berbeda, kesemuanya radikal sehingga sulit bagi kita yang telah dibesarkan dalam dunia yang hancur untuk memahami kasih ini. Dunia dimana kita harus berjuang untuk diri kita sendiri, melindungi diri kita sendiri, bergumul untuk menjadi nomor satu. Kita hidup di dunia dimana kita belajar untuk mementingkan diri sendiri. Tetapi kasih ‘agape’ adalah berlawanan dengan mementingkan diri sendiri. Itu adalah panggilan untuk tidak mementingkan diri sendiri secara penuh. Untuk bahkan menyerahkan hidup kita bagi orang lain. Ini radikal, kasih yang gila yang bahkan memanggil kita untuk mengasihi musuh-musuh kita!

  • Matius 5:43-48 – Kamu telah mendengar firman: Kasihilah (agapao) sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah (agapao) musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 46 Apabila kamu mengasihi (agapao) orang yang mengasihi (agapao) kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Tidak ada agama lain sampai kepada yang paling radikal yang bahkan mengasihi musuh-musuh kita. Ini adalah kasih Tuhan. Ini bukan kasih manusia. Kita dipanggil untuk mengasihi musuh-musuh karena Tuhan mengasihi semua orang bahkan yang jahat – bahkan mereka yang melawan Dia. Dan ini baik karena ada masa dalam hidup kita, kita juga melawan Tuhan. Kita juga adalah musuh-musuh Tuhan :

  • Efesus 2:1-7 – Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya (agape) yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan--6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

Kita mendapat pewahyuan yang baru tentang yang besar dan sifat yang tak bersyarat dari kasih ini ketika kita membaca tulisan Paulus dari buku Roma. Kita melihat apa yang dilakukan Tuhan ini bagi mereka yang membenci Dia, mereka yang menantang Dia, bagi mereka yang layak penghukuman. Dia menyerahkan hidupnya bagi mereka! Dia mati bagi kita! Dan Dia mengalami bukan hanya setiap kematian, tetapi yang mengejutkan, brutal, penderitaan yang mengerikan karna mati di kayu salib! Ini adalah kasih radikal yang bukan dari dunia ini:

  • Roma 5:6-10 – Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–. 8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya (agape) kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. 9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Kasih manusia mungkin dapat untuk mengerti menyerahkan hidup kita bagi orang yang baik. Tetapi menyerahkan hidup kita bagi orang jahat? Bagi orang yang layak untuk mati? Bagi orang yang membenci kita dan melukai kita? Dapatkan anda bayangkan menyerahkan hidup anda bagi Adolf Hitler, Joseph Stalin or Pol Pot? Kasih manusia tidak dapat mengerti hal in, itu tidak masuk akal. Tapi ini adalah kasih yang ditunjukan dalam Tuhan dan dalam Yesus, bahwa waktu kita masih tetap menjadi musuhNya, Kristus mati bagi kita. Inilah mengapa Yohanes dapat membuat ini pernyataan sederhana dan tegas dalam meringkaskan siapa Tuhan itu – Tuhan itu kasih. Jika anda ingin mengerti hati Tuhan dan apa itu pusat bagi karakterNya dan segala sesuatu tentang Dia, mengetahui bahwa Dia adalah kasih ‘agape’ (1 Yohanes 4:8, 4:16). Ketika kita mendapat pewahyuan tentang kasih ini, kita akan mendapat pewahyuan tetang Allah sendiri.

Allah berdiri dalam perbedaan dengan tuhan-tuhan yang lain dan dewa yang disembah di masa itu. Tuhan-tuhan itu berlaku dengan cara sangat mementingkan diri sendiri, bahkan memberikan pertolongan dan berkatnya berdasarkan apa yang mereka terima dari orang-orang yang menyembah mereka. Ini adalah pandangan yang umum bagi dewa-dewa di dunia Romawi. Tetapi Tuhan orang Kristen sangatlah berlawanan dengan ini. Dia adalah kasih ‘agape’, dan kasih ini disimpulkan sebagai menjadi tidak mementingkan diri secara penuh, kasih yang mengorbankan diri sendiri, kasih yang memberi secara tak bersyarat. Bagi orang yang hidup di dunia Romawi, untuk mendengar bahwa Tuhan adalah kasih ‘agape’ akan sangat mengejutkan. Tuhan ini sesungguhnya tidak ada yang seperti dewa-dewa dan dewi yang mereka sembah.

Kasih agape dalam dunia Romawi 2000 tahun lalu

Menurut sifat alami manusia kita, sangatlah sulit bagi kita untuk membandingkan jenis kasih ini. Ini adalah jenis kasih yang melawan kepentingan diri kita sendiri, kesombongan kita dan kedagingan kita. Jika kita membaca jenis buku apa saja atau tulisan dari dunia Romawi 2000 tahun lalu, kita akan dengan sulit melihat kata ini “agape” bahkan disebutkan. Orang Romawi sering menulis kasih “eros”, kasih ‘storgeo”, dan kasih ’phileo’, tetapi jarang apapun tentang kasih ‘agape’. Kasih ‘agape’ adalah konsep yang tidak masuk akal dalam dunia Romawi. Dunia Romawi adalah tempat kuasa dan penindasan. Mereka bersuka cita dalam menghancurkan musuh-musuh mereka, dalam kemenangan, dalam kesuksesan. Perbudakan tersebar luas. Kamu dapat membeli dan menjual manusia sebagaimana jika mereka adalah benda. Kamu dapat memakai dan melecehkan mereka. Tidak ada kasih ‘agape’ dalam pernikahan. Pria dapat menikah sehingga istri mereka memiliki anak dan memelihara mereka. Tetapi para suami akan sering memiliki gundik yang dapat mereka ikatkan dalam kasih ‘eros’ mereka. Ini dianggap normal dalam pernikahan Romawi. Imoralitas di mana mana, bahkan diakukan di kuil-kuil dengan wanita tuna susila. Ada sedikit dorongan untuk menahan keinginan dari daging. Dan setiap orang yang melawan kuasa mutlak dari Romawi akan dipaku di kayu salib, bentuk dari siksaan dan penderitaan dirancang untuk menakuti kependudukan menjadi penundukan. Kekuasaan dan kepentingan sendiri sangatlah dihargai.

Sehingga itulah mengapa di dunia Romawi kasih agape sangat sulit disebutkan. Tidaklah masuk akal bagi mereka! Itu sangat mengejutkan bagi mereka! Kasih yang melayani orang lain. Kasih yang tidak mengejar keinginan daging. Kasih yang menolak kuasa. Kasih yang memperlakukan setiap orang dengan nilai yang besar. Kasih yang menyerahkan hidupnya kepada orang lain. Walaupun sulit bagi kita untuk mengerti kasih ‘agape’ ini, ada sesuatu yang sangat dalam yang penuh kuasa dan sangat dalam menarik ketika kita sendiri mengalaminya. Kita sesungguhnya tidak layak untuk itu, dan seseorang menggunakan pilihan bebas mereka untuk memperpanjang kasih  agape terhadap kita. Dan itu akhirnya kasih ini yang membawa kehidupan, kesembuhan dan kebebasan dalam hubungan kita, keluarga kita, komunitas kita, dan bangsa kita. Ketika kita mendapatkan pewahyuan dari kasih ‘agapenya’ Allah kepada kita ini dalam hati kita, itu mengubahkan kita.

Kasih ‘agape’ mengubahkan hidup Yohanes

Yohanes diubahkan oleh kasih ‘agape’ ini. Diawal hidupnya dia lebih dikenal karena gampang marah dan kemarahannya. Dia sangat mudah tersinggung, sulit mengampuni, dan berkeinginan balas dendam melawan mereka yang melukai dia. Kita bisa melihat ini ditunjukan ketika mereka ditolak oleh desa Samaria, respon Yohanes dan saudaranya Yakobus adalah meminta Yesus jika mereka bisa meminta api dari surga untuk menghancurkan desa ini (Lukas 9:54). Mereka dikenal sebagai putra-putra Guntur (Markus 3:17), yang mana mungkin itu ditujukan kepada cepat marah dan kemarahan mereka. Mereka juga memiliki nafsu akan kekuasaan. Mereka mengatur ibu mereka untuk mencoba dan meminta Yesus untuk memberi mereka tempat tertinggi dalam kerajaanNya, untuk duduk pada sisi tangan kanan dan kiriNya (Matius 20:21). Mereka berpikir Yesus akan mempersiapkan kerajaan bumi dengan pemerintahan dan bahwa mereka dapat menjadi wakil presiden atau yang ke-2 dalam memimpin. Jadi Yohanes lebih banyak dikenal karena kemarahan dan mementingkan diri sendiri di awal hidupnya.

Tapi itu terlihar bahwa kasih ‘agape’ Tuhan mengubahkan dia. Meskipun kesalahan dan kekurangannya, meskipun kegagalannya, meskipun meninggalkan Yesus ketika Dia memerlukan. Tuhan masih tetap memperpanjang kasih ‘agapeNya’ bagi Yohanes. Ketika dia melihat Yesus bangkit dari kematian, dia menyadari bahwa bahkan kematian tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Ketika Yohanes mengerti apa yang Yesus lakukan di kayu salib, dia menyadari bahwa itu adalah kasih ‘agape’ dari Tuhan dalam Yesus menyerahkan hidupnya bagi Yohanes – seorang yang meninggalkan Dia, seorang yang bergumul dengan kemarahan dan dendam, seorang yang memilik nafsu untuk kuasa. Ketika Yohanes menerima kuasa dari Roh Kudus pada pantekosta, dia dapat merasakan kasih ‘agape’ ini di dalam hatinya. Dan itu mengubahkan dia. Dia dulunya anak Guntur. Sekarang dia dikenal sebagai Rasul Kasih. Dalam surat ini, semua yang dapat dia tuliskan adalah ini, kasih ‘agape’. Dalam injil ini, dia sering menulis tentang kasih agape ini. Dikatakan bahwa kemudian dalam hidupnya, waktu dia menjadi sangat tua, mereka membawa dia keluar dengan kursi untuk berkotbah kepada gereja, dan semua yang dapat dia katakan dalam pesannya adalah “ Anak-anak, kasihilah satu dengan yang lain.”

Hidup kita harus mendemonstrasikan kasih agape ini

Allah itu kasih, karena itu kasih adalah pusat bagi kekristenan. Kasih adalah pusat untuk mengukuti Yesus. Yesus bahkan mengatakan kepada kita tentang dua Perintah Terbesar adalah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita dan untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Matius 22:36-40). Jika ini adalah Perintah terbesar, terus menerus memeriksa hidup kita, motivasi dan pilihan dan menanyakan diri kita sendiri, “Apakah ini mengasihi ? Apakah saya mengasihi orang lain?” Paulus bahkan membuat beberapa pernyataan yang berani bahwa ketika kita mengasihi orang lain, kita menggenapi hukum :

  • Roma 13:8-10 – Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi (agapao). Sebab barangsiapa mengasihi (agapao) sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. 9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah (agapao) sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! 10 Kasih (agape) tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih (agape) adalah kegenapan hukum Taurat.
  • Galatia 5:14 – Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah (agapao) sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”

Yakobus bahkan mendeklarasikan bahwa mengasihi orang lain adalah hukum kerajaan:

  • Yokobus 2:8 – Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah (agapao) sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik.

Yakobus berkata bahwa mengasihi orang lain adalah hukum dari Raja – itu terpancar dalam kehidupan dari Yesus dan kerinduanNya para pengikutNya memancarkan ini juga. Kasih adalah hukum dalam Kerajaan. Karena Kerajaan Allah dibangun dalam hubungan, kasih adalah hukum utama dari KerajaanNya. Karena itu kita harus menghidupi kehidupan kita sebagaimana jika kasih adalah pusat dalam hidup kita. Kasih tidak hanya bagian lain atau kebaikan yang kita tunjukan, itu harus dinyatakan dalam setiap bagian kehidupan kita. Kasih sering ditekankan dalam Perjanjian Baru sebagai yang utama diatas atribut yang lain:

  • 1 Korintus 13:13 – Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih (agape), dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (agape).
  • 1 Korintus 16:14 – Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih (agape)!
  • Kolose 3:14 – Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih (agape), sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
  • 1 Petrus 4:8 – Tetapi yang terutama: kasihilah (agape) sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih (agape) menutupi banyak sekali dosa.

Diatas semua teologia kita, diatas semua kegemaran agamawi terbaru, diatas semua perbedaan denominasi – kasih harus menjadi yang pertama dalam hidup kita.

Ada banyak orang di dunia yang membenci orang Kristen. Banyak orang ini membenci orang Kristen karena mereka telah bertemu dengan orang Kristen yang tidak menunjukan 2 Perintah Utama ini. Mereka telah bertemu orang Kristen yang tidak mengasihi! Ini adalah paradox, ini menjadi masuk akal  sebagaimana api yang dingin atau es yang panas. Tidak mengasihi dan Kristen tidak berjalan bersama! Ketika saya bertemu dengan orang yang bukan percaya seperti ini, saya katakan kepada mereka bahwa sebagai seorang Kristen Guru Besar kita, Raja kita, Tuhan kita mengajarkan kepada kita bahwa ada 2 Perintah Besar – untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain. Jadi kali berikut mereka bertemu dengan orang Kristen yang tidak menunjukan kasih dan tidak mewakili Kristus, mereka dapat mengingatkan mereka akan 2 Perintah Utama yang diberikan oleh Guru Besar mereka.

Bagaimana Yohanes menggunakan agape dalam suratnya

Yohanes menggunakan istilah ‘agapetos’ atau yang terkasih 6 kali dalam suratnya untuk ditujukan kepada para pembacanya. Walaupun dia memiliki beberapa kata-kata yang keras yang dikatakan kepada mereka, Yohanes sangat mengasihi mereka. Kata yang dia bagikan dengan mereka, dia bagikan karena dia mengasihi mereka. Kebenaran membawa kehidupan, membawa terobosan. Kebenaran membantu kita untuk hidup dalam kenyataan yang sesungguhnya – dalam kenyataan Tuhan. Ketika kita tidak hidup dalam kebenaran, ketika kita memilih untuk hidup dalam kebohongan, kita dan mereka yang disekitar kita mengalami kesakitan dan penderitaan. Sehingga Yohanes, karena kasihnya kepada pada pembacanya, membagikan kata-kata yang keras ini dengan mereka supaya mereka bertobat dan hidup (Yeheskiel 18:32)

Tetapi focus utama Yohanes adalah dalam kata kerja (agapao) dan kata benda (agape) dari kasih dalam suratnya. Marilah kita lihat bagaimana Yohanes menggunakan ‘agape/agapeo’ dalam suratnya (Saya masukan beberapa referensi dari injil Yohanes juga) :

  • Kasih kita kepada orang lain (15x) – 2:10, 3:10, 3:11, 3:14 x2, 3:18, 3:23, 4:7 x2, 4:8, 4:11, 4:12, 4:20, 4:21, 5:2
  • Kasih Tuhan kepada kita (8x) – 2:5, 3:1, 4:9, 4:10 x2, 4:11, 4:16, 4:19
  • Kasih kita kepada Tuhan (8x) – 4:10, 4:19, 4:20 x2, 4:21, 5:1, 5:2, 5:3
  • Kasih Tuhan yang bekerja dalam kita (3x) – 3:17, 4:12, 4:17
  • Definisi dari kasih (7x) –
    • Allah itu kasih – 4:8, 4:16
    • Kasih adalah dari Tuhan – 4:7
    • Tidak ada ketakutan dalam kasih  – 4:18 x3
    • Kita tahu kasih dalam Yesus yang menyerahkan hidupnya bagi kita – 3:16
  • Kasih dari dunia – 2:15 x3
  • Tinggal dalam kasih – 4:16
  • Mengasihi Yesus – 5:1

Langsung kita melihat 2 Perintah Utama untuk mengasih Tuhan dan untuk mengasihi sesama kita ditekankan dalam surat pendek ini. Yohanes menggunakan ‘agape/agapao’ 46 kali dalam surat ini, setengah (23x) digunakan antara ditujukan kepada kasih kita kepada Tuhan atau kasih kita kepada orang lain. Tetapi Yohanes menempatkan penekanan yang besar dalam mengasihi orang lain. 15 kali dia menggunakan agape untuk menunjukan kepada mengasihi orang lain dan 8 kali kepada mengasihi Tuhan. Ini penting bagi kita untuk mengerti. Banyak orang mengatakan bahwa mereka mengasihi Tuhan, tetapi kasih mereka kepada orang lain berkurang. Yohanes frustrasi dengan orang yang menyebut dirinya Kristen tetapi  hidup mereka tidak kelihatan seperti Yesus. Orang-orang  ini menyebutkan diri mereka Kristen, tetapi tidak ada kasih kepada orang lain nyata dalam mereka, berarti kita bukan hanya tidak mengasihi Tuhan, dia katakan kita bahkan tidak mengenal Tuhan!

  • 1 Yohanes 4:8 – Barangsiapa tidak mengasihi (agapao), ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (agape).

Yohanes membuat pernyataaan yang kuat lagi mengatakan bahwa jika kita tidak mengasihi orang lain tetapi mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan, berarti kita adalah pembohong!

  • 1 Yohanes 4:20-21 – Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi (agapao) Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi (agapao) saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi (agapao) Allah, yang tidak dilihatnya. 21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi (agapao) Allah, ia harus juga mengasihi (agapao) saudaranya.

Kita tidak dapat memisahkan kasih kita kepada Allah dari kasih kita kepada orang lain. 2 Perintah Utama ini selalu bersama. Jika kita mengikut Yesus, hidup kita akan ditandai oleh kasih kita kepada orang lain. Kita akan mengasihi bahkan mereka yang berbeda dari kita. Bahkan mereka yang kita temukan sulit. Bahkan mereka yang adalah musuh-musuh kita

Aplikasi

  • Bagaimana kasih ‘agape’ kita? Apakah kita mengasihi dari emosi kita? Apakah kasih kita bersyarat? Apakah tergantung dari keadaan? Membiarkan Roh Kudus melakukan pekerjaan yang dalam di hati kita untuk menganugerahkan kepada kita kasih ‘agape’ ini kepada orang lain.
  • Menjadi jujur dengan diri kita sendiri, melihat kepada hati kita, area apa dimana kita masih berjalan dalam kepentingan sendiri? Dimana kita berpikir tentang diri sendiri? Dimana kita menolak untuk menyerahkan hidup kita bagi orang lain ? Marilah kita bertobat dan berkomitmen untuk memaku kepentingan diri sendiri kita di kayu salib dan menghidupi kasih ‘agape’ ini.
  • Bagaimana kasih kita kepada musuh kita? Bagi mereka yang tidak kita sukai? Bagi mereka yang melawan kita? Marilah kita belajar untuk mengasihi yang jahat sebagaimana Tuhan mengasihi yang jahat. Marilah kita belajar untuk berdoa bagi musuh-musuh kita supaya mereka boleh bertobat dan hidup (Matius 5:44).
  • Marilah kita berkomitmen untuk hidup sebagaimana jika 2 Perintah Utama – untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain – adalah pusat dan pertama dalam hidup kita. Marilah kita hidup dalam jalan dimana orang lain dapat melihat bahwa 2 Perintah Utama ini adalah pusat bagi hidup kita.

 

Kasih (52 kali)

Agapao 1 (Strongs 25 – 28x), Agape 2 (Strongs 26 – 18x),  Agapetos 3 (Strongs 27 – 6x)

  • 2:5 – Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih 2 Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
  • 2:7 – Saudara-saudara yang kekasih 3, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
  • 2:10 – Barangsiapa mengasihi 1 saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
  • 2:15 – Janganlah kamu mengasihi 1 dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi 1 dunia, maka kasih 2 akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
  • 3:1-2 – Lihatlah, betapa besarnya kasih 2 yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2 Saudara-saudaraku yang kekasih 3, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
  • 3:10-11 – Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi 1 saudaranya. 11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi 1;
  • 3:14 – Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi 1 saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi 1, ia tetap di dalam maut.
  • 3:16-18 – Demikianlah kita ketahui kasih 2 Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. 17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih 2 Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi 1 bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
  • 3:21 – Saudara-saudaraku yang kekasih 3, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
  • 3:23 – Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi 1 sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
  • 4:1 – Saudara-saudaraku yang kekasih 3, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
  • 4:7-12 – Saudara-saudaraku yang kekasih 3, marilah kita saling mengasihi 1, sebab kasih 2 itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi 1, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8 Barangsiapa tidak mengasihi 1, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih 2. 9 Dalam hal inilah kasih 2 Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10 Inilah kasih 2 itu: Bukan kita yang telah mengasihi 1 Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi 1 kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 11 Saudara-saudaraku yang kekasih 3, jikalau Allah sedemikian mengasihi 1 kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi 1. 12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi 1, Allah tetap di dalam kita, dan kasih 2-Nya sempurna di dalam kita.
  • 4:16-21 – Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih 2 Allah kepada kita. Allah adalah kasih 2, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih 2, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 17 Dalam hal inilah kasih 2 Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 18 Di dalam kasih 2 tidak ada ketakutan: kasih 2 yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih 2. 19 Kita mengasihi 1, karena Allah lebih dahulu mengasihi 1 kita. 20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi 1 Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi 1 saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi 1 Allah, yang tidak dilihatnya. 21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi 1 Allah, ia harus juga mengasihi 1 saudaranya.
  • 5:1-3 – Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi 1 Dia yang melahirkan, mengasihi 1 juga Dia yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi 1 anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi 1 Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. 3 Sebab inilah kasih 2 kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

 

%d blogger menyukai ini: