Yeremia 9:23-24 Bagian kelima – Berkomitmen pada kebenaran berapapun harganya

Belajar dari konteks pesan Bait Allah pasal 7-10

Ayat yang muncul di Yeremia 9 adalah bagian dari pesan besar yang diberikan Yeremia di Bait Allah (Pasal  7 – 10).  Kemungkinan besar ini adalah pesan yang Yeremia bagikan di Bait Allah dalam Pasal 26 (Buku Yeremia tidak tertulis secara kronologis). Imam-imam, Nabi-nabi dan semua orang merespon dengan teriakan “Engkau harus mati!” (26:8). Bisakah anda bayangkan ketika anda sedang berkhotbah di suatu gereja dan semua orang merespon dengan berteriak “Engkau harus mati”? Respon ini bisa saja karena betapa buruknya pesan yang disampaikan atau betapa buruknya orang-orang itu. Kebanyakan masalahnya adalah orang-orang, karena meskipun pesan yang sangat buruk tidak akan mengakibatkan orang saleh merespon dengan membunuh. Mari kita lihat sedikit dalam pesan Yeremia di pasal 7:

  • Yeremiah 7:1–11 – Firman yang datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya: 2 “Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN! 3 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. 4 Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, 5 melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, 6 tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, 7 maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya. 8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. 9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, 10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini! 11 Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.

Apakah rumah Tuhan ada dalam hati kita?

Yeremia menegur orang-orang yang berpikir bahwa mereka bisa melakukan kejahatan, menyembah berhala, melakukan ketidakadilan dan masih berpikir bahwa Tuhan akan mendukung mereka. Mereka datang ke Bait Allah dan melakukan aktifitas keagamaan tetapi hati mereka jahat. Mereka ada di rumahnya Tuhan, tetapi Rumah Tuhan tidak ada dalam hati mereka. Mereka menaruh kepercayaan mereka dalam Bait Allah, supaya Tuhan tidak akan membiarkan hal yang buruk terjadi pada baitNya atau kepada umatnya. Tetapi Tuhan menantang umatNya dalam Yeremiah 7:12-15 untuk mengingat Silo, tempat dimana Dia membuat namaNya untuk tinggal pada awalnya. Silo sekarang dihancurkan dan terlantar karena kejahatan orang-orangnya. Pikirkan tentang itu – Tuhan telah membuat namaNya bertahta di Silo. Tetapi oleh karena kejahatan orang-orang sekarang Silo telah hancur. Jika Tuhan melakukan hal itu di Silo, Dia bisa melakukan hal yang sama di Yerusalem dan baitnya.

Ayat 12 sebenarnya adalah ayat yang dikutip Yesus 500 tahun kemudian ketika dia menghadapi pertukaran uang di bait Allah. (Yesus mengkombinasikan Yeremiah 7:12 dengan ayat dari Yesaya 56:7)

  • Markus 11:17 – “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”

Bait Allah seharusnya menjadi rumah doa atau rumah untuk memberkati bangsa-bangsa, tetapi mereka telah membuat itu menjadi sarang penyamun. Tuhan sangat jelas – kalau kita adalah umat Tuhan kita adalah wakil Tuhan. Kita dipanggil untuk mencerminkan karakter Tuhan, untuk berbicara firman Tuhan, untuk melakukan hal baik dari Tuhan. Kalau kita adalah umat Tuhan, berarti kita diberkati untuk menjadi berkat bagi orang-orang disekeliling kita (Kejadian 12:2-3). Kita dipanggil untuk menjadi berkat untuk bangsa-bangsa. Yesus juga memberikan kata-kata ini dalam konteks penghakiman. Di zaman Yesus, orang Romawi lah yang pada akhirnya akan menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.

Apa yang dapat kita pelajari dari pesan di Bait Allah ini? Untuk kita hari ini, mungkin kita berpikir dengan pergi ke gereja saja itu cukup. Kalau kita berada dalam bangunan Kristen setiap minggu pagi kemudian kita berpikir bahwa kitalah umat Tuhan dan Tuhan akan mendukung kita. Tetapi jika hati kita tidak berubah, jika kita terus berjalan dalam dosa kita dan keegoisan kita dan tidak mencerminkan karakter Tuhan kepada dunia, itu artinya kita bertingakahlaku seperti orang-orang Yerusalem 2500 tahun yang lalu. Alkitab terus berkata bahwa Tuhan tidak disenangkan dengan orang-orang yang memanggil diri mereka umat Tuhan tetapi kehidupan mereka tidak mencerminkan apapun dari karakter Tuhan. Dengan kata lain, orang yang menyebut diri mereka Kristen tetapi sama sekali tidak terlihat seperti Yesus. Pergi ke gereja itu baik, tetapi Yeremia menantang kita bahwa ada satu factor penting yang harus ada dalam hati kita ketika kita pergi ke gereja – bahwa kita mengenal dan memahami Tuhan. Jika kita mengenal dan memahami Tuhan, jika kita memiliki hubungan denganNya, kita akan diubahkan olehNya, mencerminkan karakterNya dan menghasilkan buah Roh.

Memahami para pendengar Yeremia

Sebagaimana kita membaca pesan dari Yeremia, itu memberikan kita gambaran yang lebih baik tentang bagaimana situasi di waktu itu. Mereka menyembah ratu sorga dan tuhan-tuhan yang lain (7:18). Mereka tidak menaati suara Tuhan atau menerima teguran Tuhan (7:28). Mereka membangun tempat-tempat yang tinggi dan mengorbankan anak-anak mereka didalam api (7:31), sesuatu yang sangat mengejutkan hal itu bahkan tidak ada dipikirannya Tuhan. Mereka melakukan penipuan dan menolak untuk bertobat (8:5). Setiap orang mengikuti jalan mereka sendiri, seperti kuda yang masuk dalam pertempuran (8:6). Mereka tidak tahu aturannya Tuhan (8:7). Mereka tidak malu atas dosa mereka (8:12). Mereka meneruskan kejahatan demi kejahatan dan mereka tidak mengenal Tuhan (9:3). Mereka berkata kebohongan dan berusaha menipu sesamanya (9:4-8). Mereka merusak dan mengotori lingkungan mereka, ciptaan Tuhan, sehingga tidak ada satu hewan pun yang tertinggal (9:10). Mereka meninggalkan arahan Tuhan dan menolak untuk menaati Tuhan (9:13). Mereka dengan keras kepala mengikuti nafsu mereka sendiri dan menyembah gambaran-gambaran palsu (9:14). Gambaran ini membantu kita memahami mengapa mereka mengalami penghakiman Tuhan. Tindakan dari orang-orang di Yerusalem membuktikan bahwa mereka tidak mengenal dan memahami Tuhan.

Firman khusus untuk para pemimpin

Yeremia memiliki beberapa firman khusus yang berhubungan dengan para pemimpin – para imam, nabi, ahli tulis, guru – mereka yang menganggap diri mereka bijak. Merekalah yang memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan taurat, tetapi merekalah yang membelitkan taurat itu menjadi suatu kebohongan (8:8-9). Ini menunjukkan sebagai para pemimpin dan pengajar ini sangatlah penting untuk mengenal dan memahami Tuhan, untuk memiliki hubungan yang hidup denganNya. Kalau tidak kita bisa membelitkan firman Tuhan dan menjadikan itu sebagai suatu kebohongan yang bertujuan untuk melayani keegoisan diri kita sendiri. Hal ini sering terjadi dalam sejarah gereja. Paulus menyatakan bahwa sebagai guru kita perlu tekun untuk membawa firman Tuhan secara akurat (2 Timotius 2:15). Sebagai para pemimpin, kita hanya bisa melakukan ini jika kita mengenal dan memahami Tuhan.

Yeremia menyatakan bahwa semua pemimpin, bahkan para nabi dan imam yang seharusnya mewakili Tuhan dan menyatakan firman Tuhan, semuanya tamak, bernafsu terhadap uang dan bersedia berbohong dan menipu orang lain untuk mendapatkannya (8:10). Paulus juga menegur sikap ini beberapa tahun berikutnya dalam berbagai daftar kualifikasi para pemimpin, bahwa para pemimpin tidaklah boleh serakah akan uang (1 Timotius 3:8, Titus 1:7, 1:11). Petrus juga menantang pemimpin untuk menggembalakan jemaatnya Tuhan secara sukarela dan tidak melakukannya karena cinta akan uang (1 Petrus 5:2). Tetapi dalam alkitab mengatakan jika kita terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya, bukan kerajaan kita sendiri, kemudian semua akan ditambahkan kepada kita (Matius 6:33). Ketika kita mengenal dan memahami Tuhan, kita mempercayai bahwa Dia akan menyediakan apa yang kita butuhkan.

Berkomitmen pada kebenaran berapapun harganya

Yeremiah berkata bahwa para nabi dan imam-imam mencoba mengobati luka orang-orang dengan gampang berkata “Damai sejahtera! Damai Sejahtera,”  ketika tidak ada Damai Sejahtera (8:11). Mereka mau berusaha dan menenangkan orang-orang bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa mereka bisa terus melakukan dosa mereka dan keegoisan dan tidak ada apapun yang akan terjadi. Mereka mengatakan kepada orang-orang tepat seperti apa yang mau didengar oleh orang-orang itu, bukan apa yang diperlukan didengar.  Kita menikmati berada di sekitar orang-orang yang mengatakan kepada kita tepat seperti apa yang inging kita dengar. Tetapi Paulus menegur sikap hati ini bertahun-tahun berikutnya:

  • 2 Timotius 4:3–4 – Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Kita perlu berhati-hati supaya kita tidak mengelilingi diri kita sendiri dengan orang-orang yang mau mengatakan apa yang kita mau dengarkan saja. Atau hanya mau mendengar khotbah atau pesan yang hanya mengatakan apa yang mau kita dengar.  Pesan Yeremia tidak populer di kalangan orang-orang, tetapi dia mengatakan kebenaran.  Dia mengatakan kebenaran akan kasih Tuhan dan sesama. Dan akhirnya dia menderita. Setelah dia mengatakan kebenaran itu, dia tidak mendapatkan tepuk tangan, ketenaran, kekayaan bahkan terima kasih. Dia dipukul, dia ditolak, dia diancam, bahkan dia dilemparkan ke waduk air didalam tanah untuk beberapa waktu. Sudah pasti dia tidak membagikan firman Tuhan untuk keuntungan dirinya sendiri. Kalau dia hanya mau mengatakan apa yang mau didengarkan orang-orang, mereka akan mati. Yeremiah mengatakan firman Tuhan dengan harapan supaya orang-orang itu bertobat dan hidup (Yehezkiel 18:23,18:32,33:11).

Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa Tuhan tidak mau membawa sesuatu yang dangkal, kesembuhan yang biasa dalam hidup kita. Dia mau membawa kesembuhan yang dalam dan pemulihan pada hidup kita. Dia mau mengubahkan hati kita dari dalam keluar. Dia mau membuat kita menjadi ciptaan baru yang kemudian membawa kesembuhan kepada bangsa-bangsa. Untuk melakukan ini kita perlu merangkul dan mengaplikasikan kebenaran Tuhan dalam hidup kita tidak peduli betapa sulitnya hal ini.  Yeremia tahu bahwa hanya kebenaran yang membawa kehidupan, terobosan dan perubahan.  Kita perlu lapar akan kebenaran – untuk mendengar kebenaran, untuk merangkul bebenaran, untuk menaati kebenaran.  Tetapi kebenaran dapat menjadi sulit. Kebenaran bertentangan dengan keegoisan kita, kedagingan kita, dan kesombongan kita. Seringkali kita tidak mau mendengar kebenaran. Tetapi kalau kita mau belajar untuk mati bagi diri kita sendiri dan merangkul kebenaran itu, kita akan lebih mengalami kehidupan yang melimpah dari Tuhan. Jika kita mengenal dan memahami Tuhan, kita akan memiliki kasih untuk kebenaran dan mengaplikasikan itu dalam hidup kita.

Jika kita tidak mencari Tuhan, kita menjadi bodoh

Kemudian dalam pasal 10:21 Yeremiah menyatakan bahwa pemimpin umat ini telah menjadi bodoh karena mereka tidak mencari Tuhan. Mereka memiliki taurat Tuhan, mereka berpikir mereka itu bijak. Tetapi informasi tidaklah sama dengan hikmat. Banyak orang memiliki informasi, tetapi bukan berarti mereka memiliki hikmat. Para pemimpin ini tidak mencari Tuhan. Sebagai hasilnya, mereka tidak diberkati dan orang-orang pun tercerai beraikan. Hikmat yang murni hanya datang dari Tuhan:

  • Amsal 9:10 – Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

Tidak peduli berapa banyak yang kita tahu atau berapa banyak gelar yang kita miliki. Alkitab menyatakan jika kita tidak mencari Tuhan maka kita bodoh. Hal ini akan memberi pengaruh kepada mereka yang kita pimpin. Sebagai para pemimpin sangat penting untuk kita mencari Tuhan, supaya kita mengenal dan memahamiNya.

Penyunatan Hati

Dalam 9:25-26, Tuhan menegur orang-orang yang tidak menyunat hati mereka. Orang-orang bangga dengan penyunatan mereka karena itu berarti mereka ditandai sebagai umat Tuhan. Mereka mempercayai bahwa tindakan luar mereka ini berarti mereka benar dihadapan Tuhan tetapi mereka terus melakukan kejahatan yang besar. Tetapi apa yang mereka lupakan adalah hati kitalah yang paling penting untuk Tuhan. Disinilah dimana hidup dan mati terpancar dari hidup kita (Amsal 4:23). Tuhan mau mengubahkan hidup kita, untuk membuat kita seperti Yesus, dan untuk mengubah kita menjadi ciptaan baru. Dia melakukan ini dalam hati kita. Kenyataannya adalah penyunatan, memotong sedikit daging, sama sekali tidak mengubahkan hati kita. Yeremiah mengatakan apa yang diinginkan Tuhan adalah supaya hati kita disunat. Dia sudah menyebutkan ini sebelumnya di pasal 4:

  • Yeremia 4:3–4 – Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh. 4 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!”

Dalam perjanjian baru  Padan kata dari penyunatan adalah baptisan. Tetapi berapa banyak orang Kristen hari-hari ini memperlakukan baptisan sama dengan orang yahudi memperlakukan penyunatan pada zaman Yeremiah? Hari-hari ini banyak yang hanya memperlakukannya sebagai tindakan luar agamawi yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang Kristen, tetapi hidup mereka tetap tidak berubah. Apa yang dicari Tuhan bukanlah baptisan tubuh tetapi baptisan hati. Apa artinya untuk dibaptis dalam hatiku? Itu artinya aku telah menyerahkan hidupku kepada Yesus. Aku mati untuk diriku sendiri dan bangkit untuk hidup yang baru dalam Kristus. Hidup ini bukan milikku lagi. Bukan aku lagi yang hidup tetapi Kristus yang hidup dalamku (Galatia 2:20)

Berserah dalam hati kita, mati untuk diri kita sendiri dan membuat Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita itulah yang membawa transformasi dan hidup yang baru. Inilah baptisan yang Tuhan sukai. Ketika kita sudah dibaptis dalam hati kita, kemudian kita bisa pergi membaptis tubuh kita sebagai suatu deklarasi profetik dihadapan para saksi bahwa kita sudah mati untuk diri kita sendiri dan kita sudah menyerahkan hidup kita kepada Yesus. Jika kita tidak memiliki kenyataan ini dalam hati kita, itu artinya baptisan tubuh kita sama saja dengan menyunat daging kita – sama sekali sia-sia.  Ini hanya tindakan luar agamawi saja.  Kita tidak bias menaruh kepercayaan diri kita pada kedagingan kita. Kita tidak bisa menaruh kepercayaan diri kita pada tindakan luar agamawi kita. Kita hanya bisa menaruh kepercayaan diri kita kepada Tuhan saja. Itu artinya hal yang paling penting yang bisa kita lakukan adalah memiliki hubungan dengan Tuhan, untuk mengenal dan memahami Tuhan. Dan inilah dinamisnya, hubungan yang penuh kuasa yang bisa mengubahkan hidup kita dan membuat kita lebih serupa dengan Yesus.

Aplikasi

Apa yang sedang terjadi dalam hati kita? Kita perlu jujur dengan diri kita sendiri. Jika kita hanya melakukan aktifitas agama saja tetapi hati kita tidak berubah, tidak mencerminkan karakter Kristus, berarti ada yang salah. Mari kita menyerahkan hati kita kepada Tuhan dan masuk lebih dalam dalam hubungan kita denganNya.

Kita perlu jujur dengan dosa kita dalam hidup kita. Kita melayani Tuhan yang kudus, dan Dia mengharapkan umatnya untuk menjadi kudus dan mencerminkan kekudusanNya kepada orang lain. Mari bertobat atas dosa yang kita ketahui dalam hidup kita. Mari kita tidak menipu diri kita dengan berpikir bahwa kita bisa dengan bebas berjalan dalam dosa dan Tuhan masih tetap mendukung kita karena kita adalah umat Tuhan.

Tuhan mau memberkati kita untuk kita bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Mari kita memikirkan bagaimana kita bisa menghidupi kehidupan kita untuk lebih menjadi berkat bagi mereka yang disekeliling kita dan bangsa-bangsa didunia ini.

Sebagai para pemimpin, kita harus mengkhotbahkan kebenaran Tuhan dan tidak hanya mengkhotbahkan apa yang mau didengar oleh orang-orang. Kita perlu memiliki sikap takut akan Tuhan dalam mengajar, bahwa kita tidak membelitkan firman Tuhan untuk tujuan kita sendiri atau untuk menyenangkan orang. Kita perlu memikirkan Tuhan terlebih dahulu dan menyenangkan Dia dalam pengajaran kita dan khotbah kita. Sebagai para pemimpin kita juga perlu untuk rajin mencari Tuhan.

Mari kita belajar untuk membangun untuk mengasihi kebenaran dan untuk merangkulnya, tidak peduli betapa sulitnya hal itu. Itu akan menentang keegoisan kita, kesombongan kita dan daging kita, tetapi kebenaran akan selalu membawa kehidupan.

%d blogger menyukai ini: