Mengasihi Tuhan tidak dapat dipisahkan dari mengasihi sesama

Kekuatan hubungan kita sama Tuhan diperlihatkan lewat hubungan kita yang sehat dengan sesama

Banyak dari kita menemukan bahwa sangat mudah mengasihi Tuhan. Kita berfikir betapa luar biasanya Dia. Kita berfikir tentang kasihNya yang besar kepada kita. Kita berfikir tentang bagaimana dia sudah menyediakan bagi kita. Kita berfikir tentang betapa besar pengorbananNya di atas kayu Salib. Kita berfikir tentang bagaimana dia menyerahkan nyawanya untuk kita. Kita seringkali meresponi Tuhan dengan kasih dan penyembahan. Untuk kebanyakan dari kita, ini adalah bagian yang tidak sulit. Tetapi bagaimana dengan mengasihi sesama? Bagaimana keadaan kita dengan hal itu? Mengasihi Tuhan adalah satu hal – Dia sempurna! Tetapi  manusia? Mereka sangat – tidak sempurna! Manusia memiliki masalah. Mereka memiliki beban. Mereka egois. Mereka menyinggung saya. Mereka melukai saya. Bagaimana keadaan kita dengan mengasihi mereka yang berbeda dengan kita? Mengasihi mereka yang kita tidak dapat pahami? Mengasihi mereka yang melukai kita? 

Tuhan membuat hubungan yang sangat kuat antara mengasihi Dia dan mengasihi sesama. Faktanya, Tuhan menolak untuk membiarkan kita memisahkan kasih kita kepada Dia dari kasih kita kepada sesama. Apakah kita mengetahui bahwa kedua dari Perintah yang terbesar – untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama – selalu beriringan (Matius 22:36-40, Markus 12:28-31, Lukas 10:25-28). Kedua perintah tersebut tidak dapat dipisahkan. 

Pemuridan terjadi di dalam komunitas

Sebagian orang memiliki pandangan dari kekudusan dan kerohanian sebagai  yang tinggi dan pribadi. Mereka menggambarkan seseorang menjauhkan diri dari masyarakat dan hidup di dalam gua bertahun – tahun, merenungkan dan bersekutu dengan Tuhan.  Tetapi gambaran dari isolasi rohani ini adalah tidak alkitabiah. Ya, ada waktu dimana Tuhan ingin kita mundur dan ada di dalam hadiratNya seperti yang Yesus lakukan. Tetapi hanya pada waktunya. Yesus selalu kembali, disegarkan dengan cara pandang baru untuk melayani orang – orang. Tuhan tidak mau kita menyimpan berkatNya bagi diri kita sendiri. Dia mau hidup kita menjadi berkat kepada setiap orang disekitar kita dan membawa KerajaanNya yang baik kedalam setiap daripada hubungan kita. 

Saya membutuhkan perhubungan saya dengan orang lain untuk menjadi lebih lagi seperti Yesus. Saya tidak dapat membangun buah – buah roh dengan diri saya sendiri. Bagaimana saya dapat mengasihi lebih lagi jikalau tidak ada yang disekeliling saya untuk dikasihi? Bagaimana saya dapat menjadi lebih sabar lagi jika tidak ada disekeliling saya yang saya dapat bersabar? Bagaimana saya dapat menerapkan kelembutan sendiri saja? Itulah sebabnya mengapa pemuridan terjadi di dalam komunitas. Saya membutuhkan orang – orang di sekitar saya untuk menolong saya bertumbuh. Saya butuh untuk dikelilingi oleh orang yang tidak sempurna agar saya dapat belajar bagaimana lebih mengasihi,  lebih lembut, lebih rendah hati, lebih sabar. Saya membutuhkan orang – orang disekeliling saya agar saya belajar bagaimana menolak mementingkan diri sendiri dan melayani mereka. Hubungan saya dengan Tuhan harus dihidupi di dalam hubungan saya dengan orang – orang di sekitar saya. 

Yohanes menyebut kita sebagai pembohong

Saat kita memisahkan kasih kita kepada Tuhan dari kasih kita kepada sesama, kita menjadi munafik. Yohanes bahkan menyebut kita pembohong!

  • 1 Yohanes 4:20-21 – Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Perkataan Yohanes mengejutkan pembacanya. Bisakah Anda membayangkan bertemu dengan Rasul Yohanes 2000 tahun yang lalu dan mencoba untuk berbicara kepada dia betapa Anda mencintai Tuhan. Tetapi kemudian Yohanes melihat Anda dan berkata, “kamu pembohong!” Aduh, Itu akan sangat menyakitkan. Sekarang kita dapat mengerti bagaimana mengejutkannya hal ini bagi pembacanya 2000 tahun yang lalu. Yohanes sangat ingin mereka bangun dan mengerti hal ini – sebagai pengikut Yesus kamu tidak bisa keduanya mengasihi Tuhan dan membenci saudaramu.

Saat kita mengasihi orang lain, kita mengasihi Tuhan. Manusia diciptakan serupa dengan gambar Tuhan (Kejadian 1:26-27).  Ketika kita membenci saudara kita, kita sedang membenci gambar Tuhan. Yesus terlalu dalam mengatakan bahwa jika kamu membenci saudaramu, maka kamu adalah pembunuh. 

  • Matius 5:21-22 – Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Yohanes mengaitkan hal ini sebagai roh daripada Kain (1 Yohanes 3:11-12), yang membunuh saudaranya Habel. Saat kita membenci saudara kita, kita bertindak seperti Kain di dalam hati kita. Akibatnya untuk kita adalah sama seperti Kain, kita dibuang dari hadirat Tuhan (Kejadian 4:16).  Tuhan itu kasih (1 Yohanes 4:8), bagaimana Dia dapat membiarkan kebencian di dalam hadiratNya? Jadi, kita tidak bisa berpura – pura bahwa kita memiliki persekutuan yang manis dengan Tuhan saat dimana kita masih membenci saudara kita di dalam hati kita.

Penyembahan kita kepada Tuhan dinyatakan melalui hubungan kita dengan orang lain

Mari kita lihat lebih jauh lagi di dalam pasal ini dari Matius 5. Yesus melanjutkan dengan mengatakan hal ini:

  • Matius 5:23-24 – Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Disini kita memiliki gambaran dari seseorang yang datang ke bait Allah di Yerusalem dan membawa persembahannya, biasanya binatang seperti domba. Yesus memberikan pesan ini di Galilea, jadi dia ingin pendengarnya untuk memikirkan hal ini. Orang Galilea biasanya hanya pergi ke Yerusalem 3 kali setahun untuk perayaan besar orang Yahudi, dan membutuhkan paling tidak 3 hari untuk sampai disana. Jadi orang – orang yang dari Galilea, mempersembahkan persembahan mereka di dalam bait Allah adalah keduanya sebuah acara yang jarang dan yang paling sulit mengingat perjalanannya. 

Mereka akan masuk ke dalam bait Allah dengan rasa kagum dan hormat. Mereka pergi untuk datang kedalam hadirat dari Tuhan yang berkuasa. Mereka pergi untuk mempersembahkan persembahan mereka di dalam sebuah tindakan dari penyembahan dan pemujaan. Ini adalah hal yang sangat penting dan tindakan rohani penyembahan untuk mereka. Ini adalah sesuatu yang mereka lakukan hanya beberapa kali dalam setahun. Ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi mereka. Tetapi, di dalam bait Allah, Roh Tuhan mengingatkan mereka akan hubungan yang tidak benar. Seseorang tersinggung dengan apa yang mereka sudah lakukan, mereka sudah melukai seseorang. Betapa akan menggiurkannya untuk berfikir “lupakan tentang hubungan itu. Apa yang saya lakukan sekarang adalah jauh lebih penting, jauh lebih rohani, lebih penting untuk Tuhan”. Kita sering menipu diri kita sendiri dengan menggunakan alasan rohani kita untuk membenarkan kebiasaan buruk atau bahkan ketidaktaatan kepada Tuhan . Yesus mengatakan dengan jelas disini bahwa persembahan penyembahan kita kepada Tuhan adalah tidak lebih penting daripada hubungan pribadi kita dengan orang lain. Yesus mengatakan kepada mereka  untuk meninggalkan pemberian mereka , keluar dari rumah Allah, berjalan 3 hari kalau perlu, dan berdamai dengan saudara saudari mereka. 

Meninggalkan pemberian mereka dan mengambil seminggu untuk berjalan ke Galilea dan kembali ke Yerusalem hanya untuk berdamai akan menjadi pengorbanan yang besar untuk orang – orang ini. Itu adalah pekerjaan yang banyak! Tetapi Yesus mengatakan bahwa Tuhan ingin kita bekerja keras seperti itu dalam memiliki hubungan yang benar dengan orang lain. Injil bukan hanya tentang berdamai dengan Tuhan tetapi berdamai dengan orang lain juga. Perdamaian bukanlah masalah yang dikesampingkan didalam injil, itu adalah esensi daripada injil itu sendiri. Melalui contoh yang Yesus berikan ini, kita dapat melihat bahwa penyembahan yang murni kepada Tuhan adalah saat kita berjalan di dalam hubungan yang benar dengan orang lain. Perdamaian adalah penyembahan kepada Tuhan. Hal itu seperti korban bakaran yang dikatakan di dalam Perjanjian lama, menghasilkan bau harum yang naik ke surga dan menyenangkan Tuhan (Keluaran 29:18).  

Melayani kepada yang miskin adalah melayani Yesus

Yesus berbagi perumpamaan yang luar biasa dari domba dan kambing (Matius 25:31-46).  Di dalam perumpamaan ini dia melihat kepada domba – domba dan menyebut mereka diberkati dan bahwa mereka akan mewarisi Kerajaan. Mengapa? Karena ketika Dia lapar, mereka memberikan sesuatu kepada Dia untuk dimakan. Ketika Dia haus, mereka memberikan sesuatu untuk diminum. Ketika dia seorang asing, mereka mengundangnya masuk. Ketika Dia telanjang, mereka memberi Dia pakaian. Ketika Dia sakit, mereka mengunjungiNya. Ketika dia di penjara, mereka datang kepadaNya. Tentu saja para domba kebingungan, “Kapankah kami melakukan dari semua hal ini kepadaMu?”  Yesus mengatakan bahwa kapanpun mereka melayani salah satu dari saudara mereka, bahkan yang tidak terhitung diantara mereka, mereka sedang melayani Dia.  

Kita harus berhati – hati supaya kita seperti kambing. Kambing kelihatan sangat bingung akan mengapa mereka tidak mewarisi Kerajaan. Saya yakin mereka telah melakukan banyak kegiatan rohani yang luar biasa, rajin menghadiri Gereja, membaca Alkitab mereka, dan sebagainya. Tetapi mereka dituntut oleh Yesus sendiri karena mereka melihat kebutuhan dari orang lain dan tidak melakukan apa – apa untuk menolong mereka atau melayani mereka. Mereka mungkin memiliki kasih kepada Tuhan, tetapi tidak ada kasih untuk sesama. Mereka memiliki kesempatan untuk melayani Yesus dalam daging, tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya. Sebagai hasilnya mereka tidak dapat mewarisi Kerajaan dan harus pergi dari hadapan Tuhan. 

Pada saat ini sebagian orang mengatakan bahwa hal ini hanya untuk melayani saudara dan saudari Kristen. Tetapi saya menemukannya sangat menarik bahwa Yesus memulai perumpamaannya menggunakan Anak Manusia untuk menggambarkan diriNya. Ketika Yesus menggunakan sebutan ini, Dia sedang memperkenalkan diriNya kepada semua manusia, apakah mereka percaya kepada Dia atau tidak. Setiap orang di dalam dunia ini diciptakan serupa dengan gambar Allah. Ketika kita mendemonstrasikan kasih yang praktis kepada mereka yang membutuhkan, kita sedang melayani kepada Yesus sendiri. 

Kesimpulan

Beberapa orang menyebut kekristenan itu agama yang memberitahukan kita tentang Tuhan dan bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan ini. Tetapi, Kekristenan adalah lebih daripada bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan. Kekristenan lebih banyak berbicara tentang bagaimana kita berhubungan dengan orang – orang yang ada disekeliling kita. Menjadi seorang Kristen berarti bahwa hidup kita akan menjadi berkat kepada semua hubungan disekitar kita. Alkitab mengulangi lagi dan lagi bahwa hubungan kita dengan Tuhan adalah berhubungan dengan hubungan disekeliling kita. Kita tidak dapat memisahkannya! Kita sudah diberkati oleh Tuhan untuk menjadi berkat (Kejadian 12:1-3).   Jadi diwaktu berikutnya saat kita berada di Gereja mengangkat tangan kita dalam penyembahan dan megekspresikan kasih kita kepada Tuhan, biarkan Roh Kudus untuk menyelidiki hati kita dan melihat apakah ada dari hubungan kita yang perlu kita benarkan. Kita benar – benar tidak dapat memisahkan ke 2 Perintah yang terbesar dari mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Ketika kita berjalan dalam kasih kita kepada orang lain, membangun kesatuan dan berhubungan di dalam pendamaian, kita sedang menyembah  Bapa di dalam Surga. 

Penerapan

        Mari kita lihat kepada perhubungan kita dan menanyakan diri kita: Apakah saya menjadi berkat untuk pasangan saya? Apakah saya menjadi berkat kepada anak – anak saya? Apakah saya menjadi berkat bagi orang tua saya? Apakah saya menjadi berkat bagi tetangga saya? Apakah saya menjadi berkat kepada mereka yang ada di tempat kerja saya? Apakah saya menjadi berkat kepada bos saya? Apakah saya menjadi berkat bagi karyawan saya?Apakah saya menjadi berkat kepada komunitas saya? Apakah saya menjadi berkat kepada yang miskin dan membutuhkan? Apakah saya menjadi berkat kepada Gereja saya? Apakah saya menjadi berkat kepada mereka yang belum mengenal Yesus? Apakah saya menjadi berkat bagi musuh saya? 

        Mari kita bertobat dari setiap kebencian di dalam hati kita kepada yang lain, tidak peduli seberapa jahat mereka atau seberapa banyak mereka telah menyakiti kita. Kebencian membuang kita dari hadapan Tuhan dan itu adalah roh Kain. Mari kita memberikan  pengampunan dan melepaskan hak kita untuk balas dendam kepada Tuhan. 

        Minta Tuhan untuk memberikan kita urapan yang baru daripada Roh Kudus untuk mengasihi orang lain. Tuhan itu kasih. Mari kita belajar untuk mengasihi lebih dalam, lebih panjang, lebih kuat dari apa yang kita sudah miliki sebelumnya. 

        Mari kita bawa semua hubungan yang rusak didalam hidup kita di hadapan Tuhan. Perselisihan itu datang dari musuh, pendamaian adalah pelayanan daripada Tuhan. Mari kita berdoa, bersyafaat dan meminta kepada Tuhan  untuk anugerah, pengurapan dan kuasa untuk mengerjakan pendamaian dan kesembuhan di dalam setiap dari hubungan kita. Tuhan sangat ingin untuk menolong kita dengan hal ini. 

        Mari kita melihat untuk cara kita dapat melayani Yesus dengan melayani kepada yang miskin dan membutuhkan. Carilah kesempatan  untuk mendukung pelayanan kepada yang miskin atau bahkan untuk membangun pelayanan kita sendiri kepada yang miskin.

%d blogger menyukai ini: